DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Puisi Denny JA: Nasionalisme di Era Algoritma

image
Sportyabc.com/kiriman

SPORTYABC.COM -  Di tahun 2023, sambil memainkan aplikasi kecerdasan buatan, anak muda itu merenungkan nasionalisme.

-000-

Di balik layar ponselnya, ia bertanya:
Apakah arti tanah air, di zaman tanpa batas ini?
Negara adalah peta yang kabur di ujung jari,
batas-batasnya larut dalam pixel dan kode.

Tapi, di antara getar algoritma dan sinyal digital,
datang bisikan dari jauh, dari tahun 1928.

Sejarah bersimpuh di hadapannya.
Di langit, nampak leluhur menggali akar,
menyatukan suku, bahasa, dan agama.

Dari Sumatra hingga Papua, sumpah pun diikrarkan.

Satu bahasa, satu tanah air, satu bangsa: Indonesia.

Mereka memahat impian dari luka dan air mata, 
menjahit setiap perbedaan dalam simpul kuat.

Mantra itu menjadi akar yang menembus dalam, meneguhkan tanah air yang belum bernama, namun menyala dalam jiwa.

Ia, Darta, hidup di era digital yang tanpa batas.
Ia melihat dunia berbaur menjadi satu,
di antara pixel, kode, dan bising algoritma.1

Halaman:
Sumber: kiriman Denny JA

Berita Terkait