Inilah Puncak Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025
- Penulis : Rhesa Ivan
- Sabtu, 15 Maret 2025 03:18 WIB

SPORTYABC.COM – Setiap kali masuki penghujung Ramadan akan ada satu pertanyaan yang selalu menghantui kepada para pemudik yaitu kapan puncak arus mudik dan balik lebaran tahun 2025 ini ?
Karena jika tidak mengetahui kapan arus mudik dan balik Lebaran 2025 tersebut, akan menjadi persoalan panjang karena pemudik akan terjebak macet yang cukup panjang.
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan 26 Maret – 8 April Sekolah Libur Lebaran 2025
Terkait pertanayaan ini, Wakapolri Komjen Ahmad Dofiri sebagaimana dilansir dari Detikcom mengatakan bahwa puncak arus mudik kemungkinan besar terjadi di akhir Maret 2025, sementara untuk puncak arus balik akan terasa pada sepekan setelahnya.
"Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperkirakan puncak arus mudik akan terjadi pada 28 sampai dengan 30 Maret 2025, sementara arus balik diperkirakan mencapai puncaknya pada 5-7 April 2025," ujar Komjen Ahmnad Dofiri
Walau momentum mudik Lebaran selalu dinantikan oleh masyarakat Indonesia, namun angka pemudik tahun ini diprediksi alami penurunan dibanding tahun sebelumnya,
Baca Juga: GKI Camar Kota Bekasi Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis Bagi Warga Desa Jlarem Boyolali
Berdasarkan data yang dihimpun Korlantas Polri, hanya ada 146,4 juta orang yang akan mudik ke kampung halaman pada tahun ini, nominal tersebut turun 24,3 persen dibanding tahun lalu yang capai 193,6 juta orang.
"Berdasarkan data pergerakan masyarakat daerah asal pemudik terbanyak berasal dari Jabar, Jatim, Jateng. Sedangkan daerah tujuan utama mencakup Jateng, Jatim, Jabar, kota besar Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta menjadi destinasi paling favorit," kata Komjen Ahmad Dofiri.
Berdasarkan data yang sama terungkap bahwa pemudik tahun masih banyak menggunakan mobil pribadi dengan perikiraan 33,6 juta jiwa atau 23 persen.
Baca Juga: Inilah Ruas Tol yang Terapkan Diskon Ketika Mudik Lebaran 2025
Kemudian bus dengan 24,7 juta jiwa (16,9 persen) kereta api 23,6 juta jiwa (16,1 persen) pesawat terbang 19,7 juta jiwa (13,6 persen), sepeda motor 12,7 juta jiwa (8,7 persen) dan sisanya kendaraan lain.