Saham Anjlok, Starbucks Ganti CEO
- Penulis : Rhesa Ivan
- Rabu, 14 Agustus 2024 10:17 WIB

Dimana penurunan total laba besrsih sebesar satu persen pada kuartal II 2024 yoy menjadi USD9,1 miliyar atau sekitar Rp149 triliun walau sudah ada peningkatan sebesar 6 persenn dari kuartal sebelumnya
Sementara itu pada penjualaan global yang sejenis alami penuruan sebanyak 3 persen dengan dibarengi jumlah pengunjung.
Data tersebut merupakan penuruan penjualan Starbucks pada kuarete kedua berturut turur. Selain penurunan omzer, mereka juga harus menghadapi persaingan yang ketat dalam segemen kopi siap saji di Amerika Serikat terutama operator kopi drive thru yang menjamur di negara tersebut.
Baca Juga: Rumput Stadion Tidak Bagus, Shin Tae yong Sindir Pengelola GBK agar Jangan Sering Dipakai Konser
Sebagaimana dilansir dari CNN Internasional, total transaksi di toko toko kopi Amerika Utara setidaknya selama setahun turun enam persen pada kuartal tersebut dibarengi dengan harga kopi yang terlalu mahal di tengah kondisi inflasi.
Lantaran harga minuman kopi yang mahal, membuat konsumen yang membeli minuman serta makanan di Starbucks semakin berkurang.
Terlebih competitor Starbucks banyak juga yang melakukan berbagai inovasi dengan menyediakan layanan pesan-antar dan meningkatnya jaringan kopi drive-thru. ***