Catatan Denny JA: Kincir Angin Tak Bisa Menahan Rinduku
- Penulis : Rhesa Ivan
- Sabtu, 28 September 2024 14:14 WIB

Bung Karno tumbang.
Pulang berarti dipenjara.
Masa depan digulung, menjadi kertas yang dibakar,
hilang begitu saja.
Tak ada jalan pulang bagi mereka yang ditandai,
bagi mereka yang belajar di blok Timur.
Seperti burung yang patah sayap,
Sarjono terjatuh, terasing di negeri yang dingin.
Dari Moskow, ia tersapu ke Amsterdam,
kota yang hampa,
sebuah pelarian yang tak menawarkan kehangatan.
Setiap langkahnya di Belanda,
selalu dihantui jejak-jejak yang tertinggal di tanah airnya.
-000-
Di tahun dua ribu dua puluh dua,
Jokowi membuka lembar luka lama,
mengakui kesalahan yang telah merobek bangsa,
hak-hak yang direnggut,
mereka yang terusir dan tak lagi bisa pulang.
Dalam janji yang terdengar tegas,
Jokowi tawarkan jalan pulang,
bagi eksil yang terbuang,
bagi mereka yang masih menyimpan rindu di kejauhan.
Sarjono mengemasi harapannya,
tapi teman-temannya bersuara,
"Tidak cukup! Maaf harus terdengar,
tanpa itu, luka tak akan sembuh,
rindu tetap akan berdarah."
Akhirnya, jalan pulang itu tertutup kembali,
Kata sepakat tak pernah bertemu.
-000-