Dalam Diskusi Era AI, Satrio Arismunandar Sebut AI Dapat Ciptakan Gabungan Motif Batik Tradisional dan Elemen Modern
- Penulis : Rhesa Ivan
- Kamis, 10 Oktober 2024 18:02 WIB
SPORTYABC.COM – AI atau kecerdasan buatan (artificial intelligence) dapat digunakan untuk menciptakan pola fractal, yang menggabungkan motif batik tradisional dengan elemen geometris modern. Hal itu dikatakan Sekjen SATUPENA, Satrio Arismunandar.
Satrio Arismunandar menanggapi tema diskusi Lukis Literasi Berbantuan AI. Diskusi daring di Jakarta, Kamis malam, 10 Oktober 2024 itu diadakan oleh Kreator Era AI berkolaborasi dengan Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai penulis senior Denny JA.
Diskusi yang dikomentari Satrio Arismunandar itu akan menghadirkan narasumber A. Mufti, pelukis fractal AI. Diskusi itu akan dipandu oleh Jonminofri Nazir dan Mila Muzakkar.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ayah, Semoga Abu Jasadmu Sampai ke Pantai Indonesia
Satrio Arismunandar mengungkapkan, batik adalah bentuk seni kain tradisional Indonesia. Dengan menggabungkan motif batik tradisional dengan elemen geometris modern, AI bisa menghasilkan karya batik kontemporer yang tetap menghormati tradisi.
Ditambahkan oleh Satrio Arismunandar, dalam industri fashion tinggi (haute couture), AI bisa membantu desainer menciptakan pola kain yang kompleks, unik, dan menonjol, cocok untuk pakaian eksklusif.
“AI bisa digunakan untuk mengeksplorasi kemungkinan estetika baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya oleh manusia,” ujar Satrio Arismunandar
Baca Juga: Satrio Arismunandar Sebut SATUPENA Kerjasama dengan Kreaator Era AI
“Dengan unsupervised learning, AI dapat menemukan kombinasi dan variasi pola fractal yang segar dan inovatif, mendorong batas kreativitas dalam dunia desain tekstil,” tuturnya.
Satrio Arismunandar mengungkapkan, AI mampu menghasilkan pola secara otomatis, mengoptimalkan desain, dan menghasilkan variasi tanpa batas.
“Teknologi ini dapat membantu desainer kain yang ingin menciptakan pola-pola fractal yang inovatif, unik, dan estetis,” ucapnya.
“Kombinasi antara AI dan metode fractal memungkinkan eksplorasi kreatif yang lebih bebas, mempercepat proses desain, dan menghadirkan karya kain yang menarik dengan detail matematis yang rumit,” lanjut Satrio Arismunandar
Kata Satrio Arismunandar, AI dapat membantu desainer menciptakan pola-pola kain fractal berdasarkan preferensi atau masukan pengguna, dengan menggunakan Natural Language Processing (NLP).
“Melalui NLP, AI dapat memahami deskripsi verbal pengguna tentang pola yang mereka inginkan dan secara otomatis menghasilkan pola fractal yang sesuai. AI kemudian akan menghasilkan desain berdasarkan deskripsi ini dan menawarkan beberapa variasi kepada desainer,” jelas Satrio.
Misalnya, ujar Satrio, desainer dapat memberikan arahan tentang jenis pola, seperti: “Saya ingin pola fractal yang menyerupai cabang pohon."
“Atau tentang gaya, misalnya: saya ingin pola yang lebih organik dan lembut dengan banyak kurva. Juga, tentang warna, seperti: gunakan kombinasi warna hangat, seperti merah dan oranye," Satrio menjelaskan. ***