Pemanfaatan AI dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah Hadapi Kesenjangan Ketrampilan
- Penulis : Rhesa Ivan
- Kamis, 07 November 2024 15:15 WIB
SPORTYABC.COM – Pemanfaatan Artifiicial Intelligence atau AI atau kecerdasan buatan dalam proses belajar mengajar di sekolah memang sangat menjanjikan namun juga hadirkan beberapa tantangan antara lain kesenjangan ketrampilan.
Hal ini disampaikan oleh Sekjen SATUPENA Satrio Arismunandar dalam menanggapi tema diskusi Pemanfaatan AI dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah dalam diskusi daring di Jakarta pada Kamis 7 November 2024 yang diadakan Kreator Era AI berkolaborasi dengan Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai penulis senior Denny JA.
Diskusi Pemanfaatan AI dalam Proses Belajar-Mengajar di Sekolah yang dikomentari Satrio Arismunandar itu akan menghadirkan narasumber Dr. Wijaya Kusuma, M.Pd., guru dan Blogger Indonesia. Diskusi itu akan dipandu oleh Elza Peldi Taher dan Mila Muzakkar.
Baca Juga: Forum Kreator Era AI Gelar Lomba Melukis Keindahan Alam 3 Pulau dengan Bantuan Kecerdasan Buatan
Satrio Arismunandar juga mengungkapkan, banyak guru dan staf pendidikan mungkin belum familiar dengan teknologi AI atau tidak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mengintegrasikannya ke dalam proses pengajaran.
“Maka pelatihan yang intensif dan berkelanjutan dibutuhkan agar mereka dapat memanfaatkan AI secara efektif,” ujarnya.
Tantangan lain, kata Satrio, adalah keterbatasan infrastruktur teknologi. Tidak semua sekolah memiliki infrastruktur teknologi yang memadai untuk menerapkan AI.
Baca Juga: Viral, Denny Caknan Muncul di Laga Derby Kota Barcelona
“Banyak sekolah, terutama di daerah terpencil, masih menghadapi keterbatasan akses internet, perangkat keras, dan software yang diperlukan untuk menjalankan sistem AI,” tutur Satrio Arismunandar
Satrio Arismunandar mengakui, meskipun AI dapat mengotomatisasi banyak tugas, biaya awal untuk mengimplementasikannya cukup tinggi.
“Pengembangan, instalasi, dan pemeliharaan sistem AI membutuhkan anggaran yang besar, yang sering kali tidak tersedia di sekolah-sekolah dengan dana terbatas,” sambungnya.
Baca Juga: Liga Champions: Juventus Melawan Lille Tuntas Tanpa Pemenang
Selain itu, jelas Satrio, ada kekhawatiran atas ketergantungan pada teknologi. Penggunaan AI dalam pengajaran dapat membuat siswa dan guru terlalu bergantung pada teknologi.
“Hal ini berpotensi mengurangi pengembangan keterampilan interpersonal, kreativitas, dan pemikiran kritis siswa,” lanjutnya.
Menurut Satrio Arismunandar, banyak pendidik dan orang tua mungkin merasa skeptis terhadap peran AI dalam pendidikan. Ini bisa disebabkan oleh ketidakpahaman atau kekhawatiran bahwa AI akan menggantikan peran manusia sebagai guru.
Baca Juga: Liga Champions: Brace Lewandowski Menangkan Barcelona atas Red Star Belgrade
“Dukungan komunitas dan perubahan mindset diperlukan agar teknologi ini dapat diterima luas,” tegasnya.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, ujar Satrio, diperlukan pendekatan kolaboratif antara pemerintah, pihak sekolah, pengembang teknologi, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, aman, dan efektif dengan bantuan AI.***