DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Bersama Rahma Sofiana, SATUPENA akan Diskusikan Benarkah Islam Peduli Lingkungan

image
Sportyabc.com/kiriman

 

SPORTYABC.COM -  Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA akan mendiskusikan tentang benarkah Islam peduli lingkungan dengan narasumber Rahma Sofiana, Media Campaigner Greenpeace Indonesia.

Obrolan Hatipena #157 tentang benarkah Islam peduli lingkungan itu akan berlangsung di Jakarta, Kamis malam, 16 Januari 2025, pukul 19.00-21.00 WIB. 

Baca Juga: Manuel Kaisiepo dalam Diskusi SATUPENA: Jakob Oetama Tokoh yang Gigih Mendukung Pandangan Mochtar Lubis tentang Manusia

Diskusi tentang benarkah Islam peduli lingkungan itu akan dipandu oleh Anick HT dan Mila Muzakkar.

Panitia diskusi menyatakan, ada asumsi bahwa agama-agama besar dunia tidak terlalu peduli terhadap kerusakan alam yang sudah sangat parah dewasa ini. Jikapun ada, respons agama-agama yang muncul sekadar narasi normatif tanpa aksi dan dampak yang nyata.

Katolik tampak lebih konkret dengan terbitnya Ensiklik Laodato Si oleh Paus Fransiskus, yang diteruskan menjadi gerakan gereja-gereja Katolik seluruh dunia untuk menjaga bumi dan lingkungan.

Baca Juga: Satrio Arismunandar di SATUPENA, Sitor Situmorang Dianggap Menghadirkan Kebaruan Dalam Puisi Indonesia

Sedangkan tentang Islam, sebuah riset penting baru-baru ini dilakukan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta. Riset ini memotret apa yang disebutnya sebagai Gerakan Green Islam di Indonesia.

Riset ini menghadirkan pemetaan penting respons komunitas muslim terhadap perubahan lingkungan, mulai dari organisasi-organisasi besar Islam, hingga komunitas-komunitas kecil yang melakukan aksi nyata berbasis keislaman.

Riset ini juga membagi perkembangan Gerakan Green Islam menjadi tiga periode: pertama, ketika MUI merumuskan Fatwa tentang Kependudukan, Kesehatan, dan Pembangunan pada Oktober 1983. 

Baca Juga: Satrio Arismunandar di Diskusi SATUPENA: Gabungkan Agama dan Sains, Komaruddin Hidayat Tawarkan Teologi Alamiah

Kedua, adalah periode pasca-tsunami Aceh 2004, di mana gerakan mitigasi risiko bencana dan bantuan pasca-bencana mendorong perkembangan gerakan Islam lebih dekat pada isu lingkungan.

Halaman:
Sumber: Kiriman SATUPENA

Berita Terkait