Satrio Arismunandar Sebut Kolaborasi Seniman dan AI Bisa Hasilkan Anime Berkualitas Tinggi
- Penulis : Rhesa Ivan
- Kamis, 23 Januari 2025 19:19 WIB
SPORTYABC.COM - Kolaborasi antara seniman dan kecerdasan buatan (AI) dapat menjadi solusi terbaik, untuk menghasilkan anime berkualitas tinggi, yang tetap memiliki nilai artistik dan emosional. Hal itu dikatakan Sekjen Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, Satrio Arismunandar.
Satrio Arismunandar mengomentari tema webinar yang diadakan Kreator Era AI dan SATUPENA, tentang cara membuat anime dengan bantuan AI. Webinar itu berlangsung di Jakarta, Kamis malam, 23 Januari 2025, pukul 19.00-21.00 WIB.
Diskusi cara membuat anime dengan bantuan AI --yang dikomentari oleh Satrio Arismunandar itu-- menghadirkan narasumber Agung Bawantara, praktisi animator dengan AI.
Satrio Arismunandar menyatakan, penggunaan AI dalam pembuatan anime adalah langkah maju yang dapat membawa efisiensi dan inovasi baru dalam industri animasi.
“Namun, untuk mengoptimalkan manfaatnya, diperlukan keseimbangan antara teknologi dan kreativitas manusia,” ujarnya.
Menurut Satrio, membuat anime dengan bantuan AI menawarkan sejumlah keunggulan yang menarik, tetapi juga memiliki beberapa tantangan yang perlu diatasi.
Keunggulan AI adalah dalam efisiensi produksi. “AI dapat mempercepat proses produksi, seperti menggambar karakter, latar belakang, atau efek animasi, yang biasanya memakan waktu lama,” tutur Satrio Arismunandar.
Ditambahkan Satrio Arismunandar, teknologi “frame interpolation” memungkinkan pembuatan animasi yang lebih halus dengan lebih sedikit gambar manual.
Secara ekonomi juga ada penghematan biaya. “Penggunaan AI mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia pada tugas-tugas tertentu, seperti pewarnaan atau desain latar belakang,” ucap Satrio. “Ini memungkinkan studio kecil untuk bersaing dengan produksi besar,” lanjutnya.
Sedangkan salah satu tantangan penggunaan AI, menurut Satrio, adalah dalam hal kualitas artistik dan kesan manusia
“Anime memiliki kepekaan artistik tinggi yang sulit ditiru AI secara sempurna. Sentuhan emosional yang mendalam sering kali membutuhkan keterlibatan manusia,” katanya.
Baca Juga: Monanta Galesha dalam Diskusi Kreator Era AI Ajarkan Teknik Mencipta Lagu dengan Program SUNO AI
“Ada risiko bahwa hasil AI terlihat terlalu ‘mekanis’ atau kurang memiliki jiwa seni,” tambah Satrio.
AI juga memiliki ketergantungan pada data latihan. “AI membutuhkan data dalam jumlah besar untuk dilatih, termasuk gaya seni dan animasi. Jika data ini terbatas atau bias, hasilnya mungkin tidak memadai,” ungkapnya.
“Tantangan hukum terkait hak cipta data pelatihan juga muncul, karena banyak AI dilatih menggunakan karya seni yang dilindungi hak cipta,” lanjut Satrio. ***