Jeritan dan Harapan Anak-anak Pekerja Migran Ilegal Asal Indonesia, Espresi Melalui Puisi Esai
- Penulis : Rhesa Ivan
- Sabtu, 20 Juli 2024 13:33 WIB

Puisi ini mengangkat tema perjuangan pekerja migran, pengorbanan, harapan untuk pulang. Tergambar juga kenyataan pahit yang sering mereka hadapi.
“Kini, Rewo sudah dewasa.
Sudah lulus SMA dan diterima bekerja.
Mengajak pulang adik dan mama.
Kembali ke pangkuan negara tercinta.
Enaknya bekerja di luar negeri.
Bisa jadi pahlawan devisa yang dipuji-puji.
Entah itu cuma opini atau ironi.
Disebut mereka para PMI.
“Marilah pulang wahai generasi
yang sudah lama tinggal di luar negeri,”
kata Rewo yang tidak tahu pasti.
Apakah takdir akan berubah suatu hari nanti.”
-000-
Pekerja migran ilegal dari Indonesia, datang ke Sabah pada tahun 1970-an. Mereka mengarungi lautan menuju tanah yang mereka anggap lebih memenuhi harapan.
Dengan tekad yang kuat, mereka meninggalkan rumah dan keluarga di Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur. Ke sana, mereka membawa mimpi untuk meraih kesejahteraan di negeri seberang.
Mengapa pergi ke Sabah? Mungkin karena dekatnya jarak geografis. Atau itu karena cerita-cerita tentang ladang kelapa sawit yang luas dan konstruksi yang menjulang tinggi. Atau daya tarik pekerjaan dengan upah yang lebih baik.