Olimpiade Paris 2024: An Se young Luapkan Kemarahan ke Asosiasi Badminton Korea Usai Raih Medali Emas
- Penulis : Rhesa Ivan
- Senin, 05 Agustus 2024 21:09 WIB
SPORTYABC.COM – Pebulu tangkis Korea Selatan, An Se young meluapkan kemarahan besar kepada Asosiasi Badminton Korea (BKA) usai meraih medali emas Olimpiade Paris 2024.
Kemarahan An Se young kepada BKA ini atas dasar perlakuan terhadap cedera yang dialaminya dimana diirnya tidak menyangka cederanya lebih parah dari yang dipikirkannya.
"Cedera saya lebih serius dari yang saya kira dan saya agak kecewa dengan tim nasional yang merasa terlalu nyaman [dengan situasi yang saya hadapi]. Saya juga berpikir mungkin akan sulit untuk tetap bersama tim nasional setelah momen ini," kata An Se Young dikutip dari YNA.
Baca Juga: Olimpiade Paris 2024: Waduh Hamil 7 Bulan Atlet Mesir Ini Tetap Tanding
Bahkan cederanya di bawa An Se young pada final Asian Games 2022 dan mengaku kecewa dengan respon BKA terhadap perawatan masalah pada fisiknya.
"Saya terlalu kecewa dengan tim nasional di tengah situasi cedera. Saya tidak bisa lupa momen itu. Saya tetap bertanding dan berusaha bertahan sejak momen awalnya saya salah didiagnosis. Tapi setelah diperiksa pada akhir tahun lalu ternyata cederanya sangat parah. Saya bisa melaju sejauh ini karena bantuan pelatih," ujarnya.
Dengan usia yang terbilang masih muda, An Se young belum memikirkan untuk pensiun dari dunia bulu tangksi walaui dihantui cieera yang sewakut waktu bisa datang kepada diirinya.
Dirinya masih ingin terus berjuang meski dengan keterbatasan di tim nasional Korea Selatan
"Saya ingin tetap melanjutkan pengembangan badminton dan mencetak rekor saya sendiri. Tapi saya tidak tahu apa yang akan dilakukan BKA. Saya pikir, saya bisa tetap bertahan dalam situasi apapun selama saya bisa bermain badminton," ucapnya.
Mengenai masa depannya, An Se young juga merasa tidak adil jika peluang seorang atlet untuk bermain di Olimpiade tertutup karena meninggalkan tim nasional negaranya.
"Menurut saya tidak adil atlet tidak bisa bermain di Olimpiade hanya karena mereka meninggalkan tim nasional. Asosiasi kami [Korea] bisa mencatat banyak kemajuan, tapi sudah saatnya melihat ke belakang bahwa hanya satu medali emas yang bisa diraih," katanya. ***