DECEMBER 9, 2022
News

PB IDI Berduka dan Dukung Penyelidikian atas Meninggalnya Dokter Muda karena Perundungan

image
Ketua Umum PB IDI, DR. Dr. Mohammad Adib khumaidi, Sp.OT (IDIOnline.org)

SPORTYABC.COM – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyatakan turut berduga cita atas meninggalnya mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas DIponegoro (Undip) Semerang yang diduga bunuh diri karena perundungan atau bully.

Selain menyampaiakn turut berbelasungkawa, PB IDI melalu Ketua Umumnya Adib Khumaidi menyebtukan bahwa pihaknya menghormati dan mendukung proses penyidikan terkait dugassn perundungan tersebut.

"PB IDI menghormati proses penyelidikan yang masih berlangsung oleh aparat yang berwenang," kata Adib dalam keterangan tertulisnya, Kamis 15 Agusutus 2024.

Baca Juga: Sekjen SATUPENA Sebut dengan IP Licensing Company, Balai Pustaka Bisa Hidupkan Budaya Lama dan Cerita Rakyat

PB ID juga meminta agar masyarakat luas tidak membuat spekualiasi apapun mengenai penyebab insiden mahasiswi PPDS Undip trersebut hingga penyelidikan selesai.

"Kami percaya bahwa dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan lebih mendukung bagi mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran dan spesialis. Mari kita bergandengan tangan untuk mencegah insiden seperti itu di masa mendatang," ujarnya.

Selain itu PB IDI tekankan pentinganya dukungan kesehatan mental selama pendidikan dokter muda seperti program PPDS tersebut.

Baca Juga: Olimpiade Paris 2024: IOC Tolak Permintaan Federasi Bulu Tangkis Spanyol Mengenai Medali Perunggu Bersama

"Kami mendorong pembentukan Pusat Trauma dan evaluasi kesehatan mental secara berkala untuk memastikan bahwa mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran dan spesialis menerima perawatan dan dukungan yang diperlukan," katanya.

Terkait dengan kasus ini, Kementrerian Kesehatan menghentikan program studi anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr Kariadi Semarang akibat dari salah seorang peserta didik PPDS diduga alami perundungan hingga bunuh diri.

Instruksi pemberhentian program studi anestesi FK Undip itu dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Azhar Jaya melalui surat bernomor TK.02.02/D/44137/2024 yang ditujukan kepada Direktur Utama RSUP Dr Kariadi.

Baca Juga: Iran Tolak Seruan Barat untuk Batalkan Serangan Balasan ke Israel

Kementerian Kesehatan pun tidak segan mencabut Surat Tanda Register (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) kepada dokter senior yang melkukan praktik perundungan atau dikenal dengan bullying hingga berakibat pada kematian.

Pengentian program studi anesteris FK Undip di RSUP Dr. Kariadi tersebut dengan tujuan untuk melakukan inevstigas lebih lanju terhadap kasus yang menimpa program studi tersebut.

Kementerian Kesehatan juga meminta kepada Universitas Dipongeoro dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaam, Riset dan Teknologi turut membenahi sistem PPDS termasuk masalah perundungan. ***

Berita Terkait