Inilah Alasan Kenapa Amerika Serikat Terus Veto Resolusi DK PBB Desak Gencatan di Gaza
- Penulis : Rhesa Ivan
- Kamis, 21 November 2024 05:10 WIB
SPORTYABC.COM – Amerika Serirkat untuk kesekian kalinya kembali memveto draf resolusi DK PBB mengenai desakan untuk gencatan senjata dan tanpa syarat di Jalur Gaza, Palestina pada Rabu 20 November 2024 waktu setempat.
Dalam draf resolusi tersebut menuntut gencatan senjata segera tanpa syarat dan permanen antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Dalam dokumen tersebut juga mendesak Hamas membebaskan segera dan tanpa syarat atas semua sanderas sebagai bagian dari pernjanjian gencatan senjata.
Baca Juga: Virgil Van Dijk Tau Kalo Banyak Pendukung Dari Liverpool Yang Ragu
Seluruh negara anggota DK PBB baik anggota permanen maupun non permanen mendukung yang diharapakan mampu segera hentikan agresi brutal Israel ke Jalur Gaza dan meluas hingga ke Lebanon.
Namun rencana tinggal rencana, Amerika Serikat menjadi negara yang menolak dan menveto draf resolusi DK PBB tersebut.
Wakil Dubes AS untuk PBB, Robert Woods, mengungkapkan kekecewaaan mereka atas sikap DK PBB yang dianggap tidak mampu mengakomodir seluruh suara anggota dalam merumuskan draf resolusi tersebut.
Baca Juga: Akhirnya, Pendudukan Israel di Palestina Dinyatakan Ilegal oleh ICJ
Robert Woods menuturkan ada beberapa pasal dan pernyataan yang tidak disetujui Amerika Serikat lantaran DK PBB tidak lagi mau mengkompromikan dengan merisi pernyataan tersebut.
"Kami menyesalkan bahwa Dewan tidak mengakomodasi bahasa kompromi yang diajukan oleh Inggris untuk menjembatani perbedaan yang ada... Dengan bahasa itu, resolusi ini seharusnya dapat diadopsi," ujar Robert Wood usai voting DK PBB berakhir seperti dikutip AFP.
Sebagaimana dikutip Al Jazeera, Robert Wood menilai resolusi tersebut akan mengirimkan "pesan berbahaya kepada Hamas".
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Dianugerahi Tanda Kehormatan oleh Presiden Palestina, Mahmoud Abbas
Robert Wood mengatakan bahwa draf resolusi DK PBB tersebut bisa memberikan kesan bahwa tidak perlu lagi kembali ke meja perundingan.