Puisi Esai Denny JA: Ketika Anakku Kecanduan Internet
- Penulis : Rhesa Ivan
- Sabtu, 07 Desember 2024 20:28 WIB
Aku ingat masa itu. Dulu, sebelum ponsel itu menjauhkan David dari kami.
Di lapangan, ia berlari mengejar bola. Tawanya pecah, seperti matahari yang tak pernah redup. Pelukannya kecil, tapi hangat menjadi api unggunku di malam dingin.
Namun kini, David berubah. Ia hanya bayangan yang melintas di lorong. Hilang, tenggelam dalam lautan tak kasat mata.
Kami kehilangan David. Bukan ia ditelan badai. Bukan ia dimakan laut yang ganas. David hilang karena arus tak terlihat.
Ia ditelan gelombang digital tanpa tepi. Ia hilang di dalam ponsel. Ia mengurung diri, hanya bicara pada layar kaca.
Membangun tembok tak terlihat di antara kami.
Lalu datang pagi-pagi yang sunyi. Tugas sekolahnya tertinggal di sudut-sudut waktu.
Matanya merah, digerogoti malam-malam tanpa tidur. Tubuhnya layu. David kini pohon yang kehilangan akarnya.
Oh, anakku menghilang sudah. Ia menjadi asing, Seperti cermin retak yang tak lagi memantulkan dirinya sendiri.
Kami mencoba melawan arus itu. Mematikan Wi-Fi, menyembunyikan ponselnya. Tapi ia marah, seperti binatang terluka.