Puisi Esai Denny JA: Ketika Anakku Kecanduan Internet
- Penulis : Rhesa Ivan
- Sabtu, 07 Desember 2024 20:28 WIB
Ia berteriak, memecahkan barang. Meninggalkan kami dalam kepedihan yang bisu. Cinta kami tak cukup untuk menariknya kembali.
Akhirnya, kami menyerah. David butuh lebih dari sekadar pelukan kami. Kami membawanya ke pusat rehabilitasi. Ia dirawat khusus, di rumah sakit.
Kami hanyalah pelaut di tengah badai, melawan ombak digital yang tak mengenal pantai.
David semakin jauh, dan kapal kami tak mampu mengejarnya.
Di sana, di rumah sakit, layar dimatikan, Hidup perlahan dinyalakan kembali.
David belajar menghirup udara tanpa Wi-Fi. Ia mencoba melukis, Garis-garisnya gemetar, tapi penuh asa.
“Ini perjalanan panjang,” kata terapisnya.
“Tapi ia bisa pulih.”
Aku melihat ia bermain bola lagi. Tawanya kecil, seperti lilin yang baru menyala. Namun, aku tahu luka itu tetap ada.
Seperti bayangan yang bersembunyi di sudut pikirannya. Setiap kali ia melihat layar, Aku takut ia akan jatuh lagi ke jurang itu.