DECEMBER 9, 2022
Kolom

Angkatan Puisi Esai. Sebuah Angkatan Sastra Sui Generis

image
Ilustrasi - Denny JA dalam Festival Puisi Esai. (mediaindonesia.com)

Oleh : Berthold Damshäuser

SPORTYABC.COM - Ketika Agus R. Sarjono mengajak saya untuk berpartisipasi dalam proyek buku bertemakan "Angkatan Puisi Esai", saya tidak ragu-ragu untuk menyetujuinya. 

Karena proyek ini sangat berkaitan dengan Puisi Esai, yang perkembangannya telah saya ikuti dari dekat dan secara intensif sejak kemunculannya pada tahun 2012. 

Baca Juga: Catatan Denny JA: Memulai Tradiisi Ikut Merayakan Hari Raya Agama Lain secara Sosial

Salah satu penyebabnya adalah kegiatan saya sebagai redaktur majalah sastra "Jurnal Sajak", yang –mulai dengan edisi nomor 3 tahun 2012– memuat rubrik "Puisi Esai" dengan tujuan untuk menyebarluaskan dan mempromosikan jenis puisi baru itu. 

Seperti bisa dibaca dalam esai saya dari tahun 2015 berjudul "Puisi Esai – Ke Mana Sanggup Ia Berkembang?" (dimuat di volume IV seri buku Angkatan Puisi Esai yang baru saja diterbitkan), saya sama sekali tidak antusias dengan diadakannya rubrik yang berfokus pada apa yang disebut sebagai genre sastra baru. 

Puisi esai pertama yang saya baca – tentu saja karya Denny JA – bagi saya tidak cukup puitis, dan sama sekali tidak sesuai dengan apa yang saya uraikan dalam editorial Jurnal Sajak 2/2011 berjudul "Merindukan

Baca Juga: Puisi Denny JA: Mereka Tak Terima Keyakinan yang Diberi Orangtuaku

Puisi yang Bukan Prosa, Merindukan Sajak", di mana saya menjelaskan puisi jenis apa yang saya cintai dan puisi mana yang saya harapkan akan diperjuangkan oleh Jurnal Sajak, yaitu „karya seni bahasawi“ yang dihasilkan oleh seniman bahasa yang sejati.  

Namun, jelas juga dari esai saya tahun 2015 itu, bahwa akhirnya saya sampai pada penilaian positif terhadap fenomena puisi esai dan juga menyampaikan argumentasi yang mendukung pengakuannya sebagai genre sastra. 

Saya juga menerjemahkan puisi esai karya Denny JA berjudul "Sapu Tangan Fang Yin" ke bahasa Jerman dan mempublikasikannya di sebuah jurnal sebagai upaya memperkenalkan puisi esai kepada publik Jerman.

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Ketika Anakku Kecanduan Internet

Yang juga mengikat saya –setidaknya secara tidak langsung– dengan puisi esai adalah keterlibatan saya dalam TIM 8, yang pada tahun 2014 menerbitkan buku "33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh" di mana Denny JA dinobatkan sebagai salah satu dari 33 tokoh itu karena genre puisi esai yang ia gagas dan khususnya karena keberhasilan penyebarluasannya. 

Halaman:
Sumber: kiriman Denny JA

Berita Terkait