DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Inilah Pentingnya Membuat Dokumentasi Sebuah Gerakan

image
Sportyabc.com/kiriman

Kematian Mawar menjadi simbol keputusasaan, tetapi juga keheningan yang mendalam tentang ketidakadilan sosial  .

Juga puisi “Sanih, Kamu Tak Perawan!,” karya Jojo Rahardjo. Puisi ini mengangkat kisah tragis Sanih, seorang santri muda yang dinikahi secara siri oleh seorang bupati, hanya untuk diceraikan empat hari kemudian. 

Alasannya, Sanih dianggap tidak perawan, sebuah stigma yang melukai harga dirinya. Melalui sudut pandang bupati, puisi ini menelanjangi kepicikan, kemunafikan, dan misogini dalam masyarakat patriarkal. 

Baca Juga: Catatan Denny JA: Potret Batin Indonesia, Aceh hingga Papua, dari Kacamata Generasi Z

Kasus Sanih tidak hanya mencerminkan pengabaian hak perempuan, tetapi juga eksploitasi kekuasaan dan budaya yang mempermalukan korban  .

Ketiga puisi ini menggugah emosi dan menawarkan refleksi mendalam tentang kemanusiaan, ketidakadilan, dan kekuatan bertahan dalam penderitaan.

-000-

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika 221 Penulis Bersaksi soal Pemilu dan Demokrasi di Indonesia, Tahun 2024

Tapi empat serial buku ini tak hanya berisi puisi esai, melainkan juga berisi opini pakar soal puisi esai di buku ke empat.

Ini tiga contoh opini esai itu.

Untuk isu “Puisi Esai sebagai Pembaruan Demokratisasi Sastra,”  Agus R. Sarjono mengemukakan bahwa puisi esai membawa pembaruan signifikan dalam demokratisasi sastra Indonesia. 

Baca Juga: Catatan Denny JA: Memulai Tradiisi Ikut Merayakan Hari Raya Agama Lain secara Sosial

Ia menyoroti bagaimana genre ini membuka partisipasi lebih luas, memungkinkan aktivis, akademisi, dan masyarakat umum—yang sebelumnya merasa terasing dari dunia puisi—untuk berkontribusi. 

Halaman:
Sumber: kiriman Denny JA

Berita Terkait