DECEMBER 9, 2022
Internasional

Sejak 7 Oktober 2023, 46.913 Warga Gaza Tewas Akibat Agresi Israel

image
Kerusakan di Kota Jabalia, Utara Gaza akibat agresi Israel sejk 7 Oktober 2023(Gaza Now in English Telegram)

SPORTYABC.COM – Gencatan senjata di Jalur Gaza telah dimulai usai perang mengerikan yang terjadi sejak 7 Oktober 2023.

Akibat serangan Israel dan Hamas sejak 7 Oktober 2023 ini menewaskan sedikitnya 46.913 warga Gaza.

Sebagaimna dilansir oleh Al Jazeera pada Minggu 19 Januari 2025, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan jumlah korban di Jalur Gaza capai 46.913 dan korban luka capai 110.750 orang sejak dimulainya serangan Israel dan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Baca Juga: Indonesia Akan Kirim Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina hingga Vietnam

Mayoritas korban tewas di Jalur Gaza adalah wanita, orang tua dan anak anak. Jumlah korban tewas diperkirakan jauh lebih tinggi dengan perkiraan 10,000 mayat masih terkubur di pung puing beton di seluruh Jalur Gaza.

Perang di Jalur Gaza Meletus diklaim Israel dilakukan untuk mneghancurkan Hamas yang menyerang mereka dan tewaskan 1.200 orang di wilayah Israel, Hamas juga menyandera ratusan orang dari Israel.

Usai perundingan panjang, Hamas dan Israel sepakat melakukan gencatan senjata per Minggu 19 Januari 2025, namun gencatan senjata yang harusnya dimulai pada pukul 08.30 waktu setempat sempat tertunda lantaran persoalan daftar sandera.

Baca Juga: Inilah Alasan Hamas Sembuyikan Pengganti Yahya Sinwar

Memberikan daftar tiga orang sandera yang akan dibebaskan, Israel pun melakukan serangan dan tewaskan sedikitnya 10 orang di Jalur Gaza selama penundaan gencatan senjata.

Gencatan senjata akhirnya dimulai pada pukul 11.15 waktu setempat usai Israel menerima daftar nama sandera yang akan dibebaskan.

Israel membebaskan sekitar 95 orang warga Palestina dimana mayoritas adalah anak anak dan perempuan yang mereka tahan.

Baca Juga: Mesut Oezil Sambut Positif Gencatan Senjata Hamas – Israel

Warga Jalur Gaza pun menyembut gembira gencatan sejatan dengan perasaan campur aduk, mereka senang namun tetap ada rasa takut perjanjian ini dilanggar oleh Israel.

Seorang pengungsi Palestina, Ahmad berharap dapat kembeli ke Rafah meskipun ada laporang bahwa rumahnya hancur dalam perang.

"Saya akan pergi ke sana dan mencari tempat untuk mendirikan tenda untuk tinggal bersama keluarga saya yang beranggotakan delapan orang. Saya harus kembali ke kota saya. Saya harus kembali ke tempat saya dilahirkan. Itu adalah mimpi buruk, mimpi buruk, benar-benar mimpi buruk, seolah-olah kami sedang bermimpi dan kemudian kami bangun lagi," katanya kepada Al-Jazeera di Khan Younis.

Baca Juga: Usai Debat Berjam-jam, Akhirnya Kabinet Israel Setujui Gencatan Senjata dengan Hamas

Ahmad bersyukur gencatan senjata bisa tercapai, selama ini dirinya bersama keluarga tinggal  di tenda tenda yang rapuhu tanpa cukup pasokan makanan atau air

"Alhamdulillah, syukur kepada Allah atas segalanya. Saya berharap perjanjian gencatan senjata akan terus berlanjut dan tidak akan ada kesulitan yang terjadi selama periode mendatang dan semuanya akan baik-baik saja," katanya. ***
 

Halaman:

Berita Terkait