DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Denny JA, Sang Jenius yang Mengubah Wajah Politik dan Sosial Media Indonesia

image
Denny JA di sebuah acara (Sportyabc.com/kiriman)

 

SPORTYABC.COM – Dunia survey telah melambungkan namanya di arena politik Indonesia bahkan lembaga surveinya menjadi rujukan para partai politik untuk menangkan kandidatnya mulai dari Pilkada hingga Pilpres.

Dia adalah Denny Januar Ali atau lebih akrab dikenal dengan nama Denny JA adalah seorang intelktual entrepreneur yang telah ciptakan tradisi baru dan rekor baik di bidang survey maupun sastra Indonesia.

Baca Juga: Puisi Denny JA: Aktivis Ideologi Itu Memilih Menjadi Dokter

Pria yang baru saja menginjak di usia 61 tahun ini pada 4 Januari 1963, sejak duduk di bangku SMA sudah menyukai buku karya Michael Heart, berjudul The 100: A Ranking of the Most Influential Person in History.

Kepeloporan tokoh tokoh sejarah dalam buku tersebut menjadi inspirasi bagi dirinya ke depannya.

Denny JA tidak selesaikan kuliahnya di Arsitektur karena memilih jurusan ke Fakultas Hukum UI kemudian meraih gelar Master of Public Administration dari Pittsburgh University, Amerika Serikat ketika berusia 31 tahun. Sedangkan gelar doktornya didapatkan pada 2001 dari Ohio University, Amerika Serikat.

Baca Juga: Orasi Denny JA: Menciptakan Ekosistem yang Melahirkan Banyak Gagasan Baru

Usai dari Amerika Serikat, dirinya mulai melambung di arena perpolitikan Indonesia ketika mendirikan lembaga survey yang bernama Lingkaran Survei Indonesia (LSI) kemudian Asosiasi Riset Opini Publik (Aropi) serta Asosiasi Konsultan Politik Indonesia (Akopi)

Melalui lembaga lembaga di atas tersebut, Denny JA perkenalkan tradisi baru survey opini publik dan konsultan politik yang telah merubah cara politik dijalankan di Indonesia.

Atas kiperahnya di lembaga survey tersebut, dirinya dianggap sebagai founding father tradisi baru dalam survey opini publik dan konsultan politik di Indonesia.

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Salman Berjumpa Tunawisma di London

Selain itu, Denny JA juga mendapat julukan sebagai king maker karena calon dengan elektabilitas tinggi berhasalkan hasil surveinya mampu menangi tiga kali pemilu presiden secara berturut turut yaitu pada Pilpres 2004, 2009 dan 2014.

Atas pencapaian tersebut, Denny JA dianugerhi rekor MURI, selain itu lebih dari 60 persen calon kepala daerah berhasil menang di Pilkada berkat survey yang dikeluarkan oleh lembaganya.

Selain di dunia persurveian, Denny JA juga aktif di dunia sastra dimana memperkenalkan genre baru puisi esai, yaitu puisi yang panjang berbabak, dengan catatan kaki, namun menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Derita Rakyat Akibat Rusaknya Lingkungan Hidup di Dalam Puisi Esai

Salah satu buku puisi esai karyanya yang berjudul Fang Yin’s Handkerchief menjadi buku terlaris nomor satu di laman Amazon.com pada 2015 lalu.

Denny JA kembali diganjar rekor MURI pada bidang sastra karena jadi orang pertama yang membawa sastra ke ranah media sosial melalui buku Atas Nama Cinta pada 2012 jadi buku pertama yang bisa diakses melalui X (Twitter) dalam waktu kurang dari 1 bulan.

Tidak hanya menulis buku puisi esai, Denny JA juga pernah membuat naskah drama dan film, banyak film yang diproduksinya tayang di kalangan komunitas gerakan sosial. 

Baca Juga: Catatan Denny JA: Agama Leluhur yang Tersingkir di Negerinya Sendiri

Tidak hanya dikenal di dunia politik, persurveian dan sastra saja, Denny JA juga catatkan namanya di dunia digital dimana pada 2015 dinobarkan sebagai satu dari 30 orang paling berpengaruh di internet oleh Majalah Time, bersanding dengan beberapa nama besar seperti Presiden Amerika ke 44, Barack Obama.

Pengaruhnya pada dunia maya semakin mengukuhkan posisi Denny JA sebagai tokoh yang mempadu padankan politik, media dan teknologi.

Denny Januar Ali adalah sosok yang tak hanya berpengaruh dalam politik, tapi juga menjadi simbol perubahan di berbagai sektor, termasuk media sosial dan riset opini publik.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Sentimen Nasionalisme di Era Algoritma

Selain aktif di dunia politik, survey dan sastra, Denny JA juga minati dunia sosial dimana pada 2012 aktif dalam gerakan antidiskrimnatif dengan mendirikan Yayasan Denny JA untuk Indonesia Tanpa Diskriminasi.

Yayasan ini menciptakan karya teater, lagu, foto, lukisan, puisi hingga film yang menyuarakan perlindungan hukum bagi warga negara tanpa memanang status sosialnya.

Menariknya seluruh kegiatan yang dirinya miliki dijalankan dengan biaya sendiri, karena bagi Denny JA intelktual tersebur harus kaya secara materi.

Dengan kelebihan ekonomi ini, Denny JA mampu membiayai kegiatan sosialnya seperti SATUPENA dan Kreator Era AI dan dapat terhindar dari politik kepentingan.

Tidak heran dirinya memiliki banyak usaha mulai dari property, kuliner, media, hingga pertambangan. ***
 

Halaman:

Berita Terkait