Perbandingan Pengaruh Denny JA, Chairil Anwar, dan Sapardi Djoko Damono di Mata Empat Aplikasi AI
- Penulis : Rhesa Ivan
- Sabtu, 01 Februari 2025 23:23 WIB
Oleh Dr. Satrio Arismunandar*
SPORTYABC.COM - Empat aplikasi AI (artificial intelligence) membuat analisis tentang perbandingan pengaruh tiga tokoh --Denny JA, Chairil Anwar dan Sapardi Djoko Damono-- di dunia sastra. Empat aplikasi AI itu adalah Chat GPT 4.0, Gemini 2.0, Perplexity dan yang terbaru DeepSeek.
Ternyata empat aplikasi AI itu memberi hasil yang sama: Pengaruh Denny JA di dunia sastra sama besar dan sama panjang dibandingkan pengaruh Chairil Anwar dan Sapardi Djoko Damono, tetapi dalam corak dan cara yang berbeda.
Perbandingan lewat empat aplikasi AI ini dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa dari deretan nama besar dalam sastra Indonesia, terdapat tiga nama yang mencuat dengan jejak yang berbeda, tetapi sama kuatnya: Denny JA, Chairil Anwar, dan Sapardi Djoko Damono.
Ketiganya menorehkan pengaruh yang unik, bukan hanya dalam gaya dan isi karya mereka, tetapi juga dalam citra dan dampak yang mereka tinggalkan dalam sejarah sastra Indonesia. Masing-masing kita sebagai penikmat atau penulis sastra secara personal bisa menganalisisnya.
Namun, bagaimana jika AI yang menganalisis mereka? Bagaimana sebuah aplikasi kecerdasan buatan, yang membaca ratusan ribu teks, membandingkan peran tiga tokoh ini? Untuk memperoleh gambaran yang lebih utuh, digunakan empat aplikasi AI: Chat GPT 4.0, Gemini 2.0, Perplexity dan DeepSeek.
Kontribusi dan Konteks
Dalam membuat perbandingan antara tiga sosok sastra --Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono dan Denny JA-- AI memberlakukan keseimbangan perspektif dan menghindari pandangan hierarkis yang cenderung tidak akurat.
AI menghargai kontribusi unik setiap tokoh, tanpa mencoba membandingkan mereka secara langsung. AI juga memahami bahwa setiap tokoh berkontribusi dalam konteks yang berbeda dan memiliki dampak yang berbeda pula. Ditambah lagi, AI memberlakukan pandangan yang holistik. AI melihat pengaruh dalam berbagai aspek: gaya, estetika, infrastruktur, dan gerakan.
Dalam membahas pengaruh dan kontribusi, kita juga perlu melihat konteks zaman yang membentuk kontribusi. Chairil dan Sapardi hidup di era ketika sastra Indonesia sedang membangun identitas dan keindahan. Mereka menjawab kebutuhan zaman dengan menciptakan karya yang membentuk jiwa bangsa.