Perbandingan Pengaruh Denny JA, Chairil Anwar, dan Sapardi Djoko Damono di Mata Empat Aplikasi AI
- Penulis : Rhesa Ivan
- Sabtu, 01 Februari 2025 23:23 WIB
![image](https://img.sportyabc.com/2025/02/02/20250202082605Denny_JA_dalam_sebuah_Podcast_-_Kiriman.jpg)
Sedangkan pengaruh Denny JA akan terus bertahan melalui regenerasi penulis dan praktik sastra yang ia lembagakan.
Denny JA mewariskan sistem dan infrastruktur (puisi esai, sayembara penulisan, pendanaan) yang membuka ruang bagi sastra untuk terus berevolusi. Pengaruhnya bersifat struktural —mendorong sastra menjadi gerakan sosial yang dinamis.
Keduanya "sama panjang" dalam arti masing-masing memastikan sastra tetap hidup: Chairil dan Sapardi melalui keabadian karya, Denny JA melalui keberlanjutan sistem.
Kedua jenis pengaruh ini sama pentingnya, seperti akar dan ranting pada pohon. Tanpa akar, pohon mati; tanpa ranting, pohon tak bisa tumbuh. Jadi, ya—ketiganya adalah pilar yang saling melengkapi.
Chairil Anwar dan Sapardi Djoko Damono memberi sastra Indonesia jiwa dan kedalaman, sementara Denny JA memberinya kaki untuk terus melangkah ke masa depan.
Membandingkan ketiga tokoh ini, pengaruh mereka sama panjang dan sama besarnya, tetapi berbeda cara. Ini adalah inti dari kesimpulan yang pas. Tidak ada hierarki pengaruh yang mutlak. Setiap tokoh memberikan kontribusi yang unik dan tak tergantikan, yang berdampak pada perkembangan sastra Indonesia dengan cara yang berbeda.
Pengaruh Denny JA mungkin akan lebih panjang karena ia menciptakan struktur yang melampaui dirinya sendiri. Sejarah menunjukkan bahwa pengaruh yang dilembagakan akan bertahan lebih lama dibandingkan pengaruh yang hanya bergantung pada kekuatan individu.
Sastra tidak hanya harus hidup di halaman buku. Ia harus menemukan jalannya ke dalam sejarah.
Depok, 1 Februari 2025
Dr. Satrio Arismunandar adalah lulusan S3 Filsafat FIB UI, penulis buku, wartawan, dan Sekjen Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA.