DECEMBER 9, 2022
Internasional

Pemimpin Hamas di Tepi Barat Tewas dalam Tahanan Israel

image
Ilustrasi Jenazah (Nu.or.id)

SPORTYABC.COM – Kabar duka menyelimuti para pendukung kelompok perlawanan Palestina terutama di Tepi Barat karena pemimpn mereka Mustafa Muhammad Abu Ara tewas dalam penjara Israel.

Kabar Abu Ara sapaan Mustafa Abu Ara ini tertuang dalam pernyataan resmi Komisi Urusan Tahanan dan Masyarakat Tahanan Palestina pada Jumat 26 Juli 2024.

"Tahanan administratif Sheikh Mustafa Muhammad Abu Ara, 63, dari Aqaba di Provinsi Tubas, sebelah utara Tepi Barat, meninggal sebagai martir," demikian pernyataan resmi mereka, dikutip Middle East Monitor (MEMO).

Baca Juga: Gagal Bawa Prancis ke Final Piala Eropa 2024, Oliver Giroud Putuskan Pensiun

Menurut Komisi Urusan Tahanan dan Masyarakat Tahanan Palestina Abu Ara, meninggal usai dipindah dari penjara Israel Ramon ke Rumah Sakit Soroka.

"Karena kesehatan dia yang terus memburuk," imbuh mereka.

Kabarnya selama di tahanan Abu Ara menghadapi segala tindakan yang sangat tidak manusiawi. Berdasarkan laporan Komisi Tahanan Palestina, Mustafa Abu Ara alami penyiksaan, kelaparan dan pengabaian medis.

Baca Juga: Berjasa bagi Indonesia, Jokowi Berikan Golden Visa kepada Shin Tae yong

"Yang merupakan penyebab utama kematian tahanan di penjara dan kamp Israel," demikian rilis mereka.

Mustafa Abu Ara adalah pemimpin Hamas dan mantan tahanan Israel, dirinya tercatat beberapa kali keluar masuk penjara sejak tahun 1990.

Petinggi Hams Tepi Barat ini kembali ditangkap pada 30 Oktober 2023, tiga pekan usai Israel lancarkan agresi ke Jalur Gaza, ketika penangkapan kondisi kesehatan Mustafa Abu Ara tampk memburuk.

Baca Juga: Satrio Arismunandar: Terlalu Mengagungkan Gelar Akademik dan Jabatan Guru Besar Adalah Indikasi Feodalisme Baru

Kematian Mustafa Abu Ara menambah jumlah warga Palestina ynag tewas dalam tahanan Israel sejak agresi 7 Oktober 2023 menjadi 19 orang.

Seperti diketahui, Israel lancarkan agresi ke Jalur Gaza pada Oktober 2024 selama operas, mereka menggempur membabi buta warga dan objek sipil seperti rumah sakit hingga kamp penngusian dimana warga Palestina bermukim.

Akibat dari agresi Israel tersebut, lebih dari 39,000 orang di Palestina meninggal dan puluhan rumah sakit lumpuh tidak beroperasi.

Baca Juga: Diskusi SATUPENA, I Ketut Surajaya: Banyak Peraturan Untuk Raih Gelar Doktor dan Jabatan Profesor yang Tidak Jelas

Selama agresi juga, Israel menangkap banyak warga Palestina dan menjebloskan mereka ke dalam penjara tanpa tuduhan jelas, bukti nyata dan tanpa melalui mekanisme pengadilan sebagaiman mestinya. ***


 

Sumber: MEMO

Berita Terkait