DECEMBER 9, 2022
Internasional

Desak PM Hasina Mundur, Puluhan Ribu Warga Bangladesh Turun ke Jalan

image
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina (Antara)

SPORTYABC.COM – Puluhan ribu warga Bangladesh berkumpul di Shaheed Minar untuk menuntut Perdana Menteri Hasina mundur. 

Shaheed Minar adalah sebuah monument bagi para martir geraakan bahasa Bangladesh yang berada di pusat Kota Dhaka.

Walau turun hujan tidak menyurutkan para warga Bangladesh untuk membubarkan diri bahkan meneriakkan slogan seperti satut tuntutan satu permaintaan, Kapan kamu akan pergi Hasina ? dan Sang diktator harus pergi dan demokrasi harus dipulihkan

Baca Juga: 4 Lukisan Artificial Intelligence Denny JA: Paus Fransiskus Mencuci Kaki Rakyat Kecil Indonesia

“Tidak ada jika dan tetapi dalam gerakan ini. Kami turun ke jalan dengan satu tuntutan untuk pengunduran diri Hasina,” kata Rashid Anwar, seorang karyawan LSM, kepada Anadolu. 

Selama tiga pekan terakhir, Bangladesh dilanda kekacauan akibat protes yang dipimpin oleh mahasiswa yang menuntut reformasi terhadap kuota CPNS.

Bangladeseh sendiri adalah sebuah negara di kawasan Asia Selatan yang memiliki populasi jiwa sekitar 170 juta jiewa.

Baca Juga: SATUPENA Akan Diskusikan Pentingnya Menjaga Marwah Gelar Akademik Dengan Narasumber I Ketut Surajaya

Walaupun akhirnya pemerintah Bangladesh membuat perubahan pada sistem kuota CPNS, akibat kekacauan ini mengakibatkan sekitar 200 orang tewas.

Dimana sebagian besar korban tewas dalam kekacauan tersebut adalah mahasiswa dan warga umum.

Sementara itu Direkutr Regional UNICEF Asia Selatan, Sanjay Wijesekera laporkan setidaknya 32 dari ribuan korban tewas adalah anak anak.

Baca Juga: SATUPENA Akan Diskusi Mengenai Pusaka Literasi Indonesia Bersama Achmad Fachrodji

"UNICEF telah mengonfirmasi setidaknya 32 anak tewas selama protes pada Juli 2024, dengan banyak lainnya yang luka-luka dan ditahan. Ini adalah kehilangan yang tragis," kata Wijesekera. 

UNICEF pun mengutuk semua tindakan kekerasan dan menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga yang berduka atas kehilangan anak-anak mereka. 

Sementara itu, analis politik Zahed Ur Rahman mengatakan kepada kantor berita Anadolu ketidakpedulian pemerintah terhadap kematian itu dan upaya menyalahkan lawan politik atas kekerasan tersebut ketimbang menahan pelaku sebenarnya, telah memicu kemarahan publik.

Baca Juga: ASEAN Cup 2024: Media Vietnam Melihat Timnas Indonesia Berpeluang Rajai ASEAN

“Pemerintahan Hasina percaya mereka bisa menenangkan protes melalui kekerasan dan penangkapan massal, namun tindakan ini justru memperburuk kerusuhan,” tambahnya.

Walau sebagian besar protes berada di pusat kota Dhaka namun tetap kondusf namun berbeda di daerah dimana pinggiran kota Uttara berubah menjadi aksi kekerasan ketika mahasiswa pendukung partai berkuasa dilaporkan menyerang para demonstran tanpa provokasi yang akibatnkan beberapa demosntran terluka.

Sementara itu di Kota pelbauhan Chattogram di selatan Bangladesh, beberapa ribu pengunjuk rasa mulai berbari menunju GEC Corner sebuah persimpangan penting di kota tersebut usai Shalat Jumat.

Baca Juga: Olimpiade Paris 2024: Menang Adu Penalti, Mesir Pulangkan Paraguay

Mereka pun meneriakkan slogan slogan yang serukan pengunduran diri Perdana Menteri Hasina.

Sementara di kota timur laut, Sylhet, polis berusaha menghentikan prosesi besar yang terdiri dari beberapa ribu orang usai shalat Jumat.

Polisi pun menembakkan gas ari mata dan granat suara serta peluru karet untuk membubarkan kerumunan massa, menurut sumber polisi setidaknya 10 orang telah ditangkap di Sylhet. ***
 

Berita Terkait