DECEMBER 9, 2022
Internasional

Kerusuhan Bangladesh: Muhammad Yunus Pimpin Pemerintahan Transisi

image
Mahasiswa Bangladesh meminta penerima hadiah Nobel Dr. Mohammad Yunus, menjadi penasihat utama pemerintahan transisi Bangladesh (HO-Anadolu/www.aa.com.tr)

SPORTYABC.COM – Peraih Nobel asal Bangladesh, Muhammad Yunus menjabat sebagai kepala pemerintahan Bangladesh usai kejuthan dramatis Perdana Menteri Sheikh Hasina.0

Kepastian Muhammad Yunus menjadi kepala pemerintahan Bangladesh dikonfirmasikan oleh sekretaris pers presiden Joynal Abedin pada Selasa 6 Agustus 2024 waktu setempat.

Selama pertemuan yang melibatkan Presiden Mohammad Shahabuddin, para kepala angkatan bersenjata, dan para pemimpin Gerakan Mahasiswa Antidiskriminasi yang telah memimpin protes antipemerintah selama berminggu-minggu.

Baca Juga: Piala Eropa 2024: Thomas Muller Putuskan Pensiun dari TImnas Jerman

Pertemuan tersebut berlangsung usai 13 koordinator gerakan tersebut mengunjungi kediaman resmi presiden pada Selasa malam waktu setempat untuk membahas situasi dan kerangka kerja pemerintahan sementara dengan Shahabuddin. Kemudian, para panglima angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara bergabung.

Sebagaimana diberitakan pada Senin 5 Agustus 2024, Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri sebagai perdana menteri dan melarikan diri ke negara tetangga India. Kabinet pun dibubarkan tak lama kemudian.

Usai pengunduran dirinya, Kepala Angkatan Darat Bangladesh, Jenderal Waker-Uz-Zaman menyampaikan pidato di hadapan rakyat yang mengumumkan bahwa pemerintah sementara akan dibentuk untuk memerintah negara tersebut.

Baca Juga: Otoritas Ibu Kota Nusantara Pastikan Air Baku alirkan Air Bersih ke IKN

Lalu pada hari yang sama, Presiden Muhammad Shahabuddin juga membubarkan parlemen negara tersebut.
PM Sheikh Hasina meninggalkan negaranya ketika para pengunjuk rasa yang menuntut pengunduran dirinya menyerbu kediaman resmi perdana menteri di ibu kota Dhaka.

Harian lokal Parthom Alo melaporkan Hasina bersama saudara perempuannya Sheikh Rehana berangkat ke Benggala Barat di India.

Putri pendiri Bangladesh yang berusia 76 tahun itu telah memerintah negara berpenduduk 170 juta jiwa itu sejak 2009. ***

Sumber: Anadolu, Antara

Berita Terkait