DECEMBER 9, 2022
Hiburan

Inilah Alasan Pelarangan Penggunaan Ponsel Pintar di Sejumlah Festival Musik Eropa

image
Ilustrasi para penonton konser mengabadikan dengan ponsel pintar, (Netz.id)

SPORTYABC.COM – Mungkin kegiatan ini boleh ditiru oleh para penyelenggaran konser di tanah air dimana terjadi di Belanda tepatnya di Festival No Art

Festival No Art di Amesterdam sangat banyak namun tiadanya bukti bukti keramaian yang wara wiri di lini masa sosial media, kenapa ?

Karena tepat di gerbang acara di Flevopark, Kota Belanda sebagaiman dilansir dari Guardian, pemegang tiket diminta untuk memasukkan ponsel pintar mereka ke dalam amplop yang disediakan.

Baca Juga: Satrio Arismunandar di Diskusi SATUPENA: Orang yang Berumur Panjang Biasanya Memiliki Jaringan Sosial yang Kuat

Instruksinya pun sangat ketat dimana para pengunjung boleh mengambil ponsel pintarya ketika acara berakhir atau akhir malam.

Menurut panitia acara Bora Guney dan Ruud Boymans mengatakn bahwa tanpa ponsel pintar usai merasa frustasi dengan tamu yang merekam dan menyiarkan langsung acara mereka lewat ponsel pintar

Salah satu ciri khas acara yang dikurasi oleh pasangan ini adalah bahwa ketukan yang menggelegar dari pengeras suara secara berkala dijeda untuk yang disebut ‘momen seni’ seperti musisi sol yang mainkan gitar atau saksofon.

Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1: Persija Jakarta Akhiri Kerja Sama dengan Cahya Supriadi

"Namun, beberapa tahun yang lalu, semua orang di ruangan itu menonton selingan khusus ini melalui layar ponsel pintar mereka," kata Güney. 

"Mereka mungkin juga menonton pertunjukan itu di laptop di kamar tidur mereka." 

“Melarang ponsel di lantai dansa telah membuat perbedaan yang luar biasa,” kata Boymans. 

Baca Juga: Bursa Transfer Liga Inggris: Manchester United Rogoh Rp864 Miliar Tebus Matthijs de Ligt dari Bayern Muenchen

“Orang-orang menikmati momen itu, mereka saling mengobrol, mereka berteman. Pesta telah kembali.” 

Untuk tahun depan, pasangan ini memiliki rencana untuk meminta para pengunjung untuk mengunci ponsel pintar mereka dalam dompet yang dirancang khusus yang hanya bisa dibuka dengan magnet di pintu keluar atau bar.

Nyaris di seluruh Eropa, promtor musik live juga terapkan strategi serupa pada musim panas ini, seperti Festival Vooddo, acara musik elektronik butik yang diadakan di bawah bayang bayang kastil Humbeek di Grimbergen, Belgia pada 7 September mendatang.

Baca Juga: 5 Lukisan Denny JA Spesial HUT ke – 79 RI: Tegakkan Merah Putih Itu

“Tahun lalu, beberapa orang merekam sepanjang malam,” kata penyelenggara festival Voodoo Maxim Dekegel. 

“Kami ingin orang-orang kembali menikmati momen itu dan mendengarkan musiknya.”

Reaksi dari kebijakan larangan penggunaan ponsel pintar dalam festival ini ternyata sangat positif. Hanya saja beberapa pemegang tiket yang mengeluhkan fakta bahwa mereka tidak akan memiliki rekaman acara untuk dibagikan kepada kolega dan orang terkasih mereka.

Baca Juga: Bursa Transfer MotoGP: Franco Morbidelli Gabung Pertamina VR46 Team

Namun panitia yakinkan mereka bahwa ada fotografer professional akan berada di lantai dansa untuk mendokumentasi festival ini.

“Ini adalah ujian seberapa jauh kita dapat kembali ke era pra-digital,” kata Dekegel. 

“Anda harus melakukannya selangkah demi selangkah.” 

Baca Juga: Peran SATUPENA di Bawah Kepemimpinan Denny JA Dalam Memperjuangkan Kepentingan Penulis di Era AI

Ternyata melepas diri dari media sosial akan sama sulitnya bagi penyelenggara acara bagi orang orang yang berpesta sebagaimana dikatakan oleh Gunn Enli, professor madya di departemen media dan komunikasi Universitas Oslo yang tela melakukan penelitian lapangan tentang penggunaan ponsel pintar acara acara langusng

Terdapat banyak ambivalensi dimana promotor inginkan kehebohan di media sosial namun tidak ingin orang selalu menggunakan ponsel mereka ucap Gunn Enli.

"Ada banyak ambivalensi di sini," kata Enli. 

"Para promotor menginginkan tagar, klip video, dan perbincangan di media sosial. Namun, mereka juga tidak ingin orang-orang terus-menerus menggunakan ponsel mereka." 

Hasil penelittiannya pun menunjukkan banyak penggemar musik tidak memerlukan tindakan keras untuk membatasi penggunaan ponsel mereka dikarenakan mereka sudah menunjukkan lebih banyak pengedalian diri dalam penggunaan ponser pintar di festival serta pertunjukkan atas kemauan mereka sendiri.

"Selama dua tahun terakhir, kami telah melihat adanya pergeseran di festival-festival terbesar di Oslo," kata Enli. 

"Lebih banyak orang menaruh ponsel mereka di saku saat musik dimulai dan meninggalkannya di sana. Sekarang ada lebih banyak manfaat sosial karena tidak dianggap sebagai budak media sosial." Katanya. ***

Sumber: Guardian

Berita Terkait