Satrio Arismunandar Sebut Festival Penulis Ubud Bisa Dorong Kolaborasi Kreatif antara Penulis, Seniman, dan Profesi Lain
- Penulis : Rhesa Ivan
- Kamis, 03 Oktober 2024 11:11 WIB
SPORTYABC.COM – Festival penulis seperti Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) bisa mendorong lahirnya kolaborasi kreatif antara penulis, seniman, dan profesional kreatif lainnya.
Kolaborasi antara penulis, seniman dan professional kreatif dalam sebuah festival seperti Ubud Writers & Readers dapat saja terjadi sebagaimana dikatakan Sekjen SATUPENA, Satrio Arismunandar.
Satrio Arismunandar menanggapi tema diskusi tentang Ubud Writers & Readers Festival. Diskusi daring di Jakarta, Kamis malam, 3 Oktober 2024 itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai penulis senior Denny JA.
Diskusi yang dikomentari Satrio Arismunandar itu akan menghadirkan narasumber Janet DeNeefe, Pendiri dan Direktur Ubud Writers & Readers Festival (UWRF). Diskusi itu akan dipandu oleh Anick HT dan Amelia Fitriani.
Satrio Arismunandar mengungkapkan, kolaborasi kreatif antara penulis, seniman dan profesional lain tersebut dapat menghasilkan proyek-proyek baru, baik di bidang penulisan, penerbitan, maupun media lain.
Menurut Satrio, hal penting dari festival penulis adalah munculnya peluang jaringan (networking). UWRF memberi kesempatan bagi penulis untuk bertemu dengan rekan sejawat, editor, penerbit, serta agen literatur dari berbagai negara.
“Ini memungkinkan para penulis untuk membangun koneksi penting, yang dapat mendukung karier menulis mereka,” ujarnya.
“Selain itu, penulis juga dapat bertukar pengalaman dan pengetahuan dengan penulis lain, baik lokal maupun internasional, sehingga memperluas wawasan mereka tentang dunia sastra global,” lanjut Sekjen SATUPENA.
Satrio Arismunandar menambahkan, UWRF, sebagai festival sastra internasional yang diadakan di Bali, menjadi tempat di mana penulis dari berbagai latar belakang budaya dan negara dapat berbagi pengalaman dan perspektif.
Baca Juga: Orasi Denny JA: Mengapa Kita Perlu Forum Para Kreator di Era AI ?
“Hal ini membantu memperkaya pemahaman penulis tentang isu-isu global, keberagaman, dan humanisme dalam sastra,” tutur Satrio.
Selain itu, jelas Satrio Arismunandar penulis lokal juga mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan penulis dari berbagai negara. Hal ini dapat memperluas perspektif mereka tentang literatur internasional.
Satrio mencermati, banyak sesi di UWRF yang membahas isu-isu penting seperti hak asasi manusia, perubahan iklim, kesetaraan gender, dan kebebasan berekspresi.
Baca Juga: Denny JA Bentuk KEA, Wadah bagi Kreator di Era AI yang Segera Terbentuk dari Sumatra hingga Papua
“Penulis yang terlibat dalam diskusi ini dapat memperkuat pesan-pesan sosial mereka dan menggunakan platform festival untuk mendorong perubahan sosial melalui karya sastra,” lanjutnya.
Satrio Arismunandar menyimpulkan, secara keseluruhan, Ubud Writers & Readers Festival memberikan penulis kesempatan yang langka untuk mengembangkan keterampilan, membangun jaringan, dan memperluas jangkauan karya mereka dalam suasana yang penuh dengan semangat literasi dan kreativitas.***