DECEMBER 9, 2022
Internasional

Israel Desak PBB Jauhkan Pasukan Perdamaian dari Bahaya di Lebanon

image
Kepala Uni Eropa urusan luar negeri dan kebijakan keamanan, Josep Borrell tengah memeriksa barisan pasukan ketika mengunjungi markas PBB UNIFIL di Naqoura, Lebanon Selatan (Pasqual Gorriz / UN)

SPORTYABC.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu 13 Oktober 2024 meminta PBB untuk menarik misi perdamaian PBB di Lebanon Selatan di tengah serangan darat ke daerah tersebut.

Permintaan ini ditulis oleh Benjamin Netanyahu dalam pesan berbahasa Ibrani kepada Sekjen PBB Antonio Guterres.

"Sudah saatnya bagi Anda untuk menarik UNIFIL dari benteng pertahanan Hizbullah dan dari daerah pertempuran," kata Netanyahu dalam pesan berbahasa Ibrani kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Baca Juga: Israel Semakin Menggila, Situs UNESCO Terancam Hancur Lebur di Lebanon

"IDF (angkatan bersenjata Israel) telah berulang kali meminta ini, dan telah bertemu dengan penolakan berulang kali, semuanya ditujukan untuk menyediakan perisai manusia bagi teroris Hizbullah," klaim Netanyahu.

"Tuan Sekretaris Jenderal, singkirkan pasukan UNIFIL dari bahaya. Itu harus dilakukan sekarang, segera," kata pemimpin Israel itu.

Sebagaimana diberitakan dua personel penjaga perdamaian pada Kamis 10 Oktober 2024 terluka dalam serangan Israel terhadap pos pengamatan PBB di Lebanon Selatan.

Baca Juga: Indonesia Kutuk Keras Serangan Israel ke Markas UNIFIL Lebanon yang Lukai 2 Anggota TNI

Bahkan sebuah peluru artileri juga menghantam pusat komando utama UNIFIL di kota perbatasan Naqoura pada hari berikutnya.

Benjamin Netanyahu klaim bahwa Israel menyesalkan cedera yang dialami penjaga perdamainan PBB, namun menurut Benjamin cara sederhana dan jelas untuk pastikan tersebut adalah mengeluarkan pasukan perdamaian dari zona bahaya.

"Namun, cara yang sederhana dan jelas untuk memastikan hal ini adalah dengan mengeluarkan mereka dari zona bahaya," katanya.

Baca Juga: Prajurit TNI UNIFIL Diserang Israel, Inilah Respon Dunia Mulai dari Indonesia hingga Amerika Serikat

"Penolakan Anda untuk mengevakuasi tentara UNIFIL akan menjadikan mereka sandera Hizbullah. Ini membahayakan mereka dan nyawa tentara kami," kata Netanyahu.

Sebagai informasi, UNIFIL didirikan pada Maret 1978 untuk mengonfirmasi penarikan Israel dari Lebanon dan membantu pemerintah Lebanon memulihkan otoritas di wilayah tersebut.

Mandat UNIFIL telah diperluas selama bertahun-tahun, khususnya setelah perang Israel pada 2006, untuk memantau gencatan senjata dan memfasilitasi bantuan kemanusiaan.

Baca Juga: Akhirnya Israel Mengaku Serang Dua Prajurit TNI UNIFIL di Lebanon

Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon terhadap apa yang diklaim Israel sebagai target Hizbullah sejak 23 September, menewaskan sedikitnya 1.437 orang, melukai lebih dari 4.123 orang lainnya, dan membuat lebih dari 1,34 juta orang mengungsi.

Serangan udara tersebut merupakan eskalasi dari perang lintas batas selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangannya di Jalur Gaza, di mana Israel telah menewaskan lebih dari 42.200 orang, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, sejak serangan Hamas tahun lalu.

Meski ada peringatan internasional bahwa Timur Tengah berada di ambang perang regional di tengah serangan gencar Israel terhadap Gaza dan Lebanon, Israel memperluas konflik tersebut pada 1 Oktober dengan meluncurkan serangan darat ke Lebanon selatan. ***
 

Sumber: Anadolu, Antara

Berita Terkait