Prajurit TNI UNIFIL Diserang Israel, Inilah Respon Dunia Mulai dari Indonesia hingga Amerika Serikat
- Penulis : Rhesa Ivan
- Jumat, 11 Oktober 2024 10:15 WIB
SPORTYABC.COM – Dua personel prajurit TNI yang bertugasl di UN Interim Force in Lebanon (UNIFIL) terkenal tembakan tentara Israel atau IDF di Lebanon Selatan pada Kamis 10 Oktober 2024.
Terkait insiden ini menurut Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Hariyanto, peristiwa tersebut terjadi di Tower Pemantau Naquora, Lebanon ketika pasukan IDF terlibat kontak tembak dengan kelompok Hizbullah.
Naquora sendiri adalah salah satu titik pos yang dijaga oleh TNI, di dalam pos tersebut terdapat personel pengamat situasi dari militer Indonesia yang tengah bertugas di Lebanon.
Baca Juga: Akhirnya, Pendudukan Israel di Palestina Dinyatakan Ilegal oleh ICJ
Dalam kontak tembak antara IDF dengan Hizbullah, Mayjen Hariyanto menyebtu dua prajurit TNI terkena temabakan salah sasaran dari personel militer Israel. Peluru tersebut katanya mengenai tower pengmatan yang di huni oleh prajurit TNI.
Dalam pernyataannya, UNIFIL mengatakan bahwa setiap serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional.
Organisasi perjaga perdamaian yang terdiri dari sekitar 10,000 pasukan penjaga perdamainan dari 50 negara dan berdiri pada tahun 1978 dimana pasukan Israel sengaja menembaki posisinya di sepanjang perbatasannya.
Baca Juga: Hamas Berduka, Ismail Haniyeh Tewas Terbunuh di Teheran
Sementara itu Juru Bicara UNIFIL, Andrea Tenetti mengatakan bahwa serangan itu merupakan perkembangan yang sangat serius.
Tenetti menjelaskan bahwa Israel sebelumnya telah meminta pasukan penjaga perdamaian untuk pindah dari posisi tertentu di dekat perbatasan.
"Tetapi kami memutuskan untuk tetap tinggal karena penting bagi bendera PBB untuk berkibar di selatan Lebanon,” ujar Tenenti.
Baca Juga: Pembunuhan Pemimpin Hamas Butki Lain dari Sifat Teroris Israel
“Jika situasi menjadi tidak memungkinkan bagi misi untuk beroperasi di Lebanon selatan, Dewan Keamanan akan memutuskan bagaimana cara melanjutkannya,” katanya. “Saat ini, kami bertahan, kami berusaha melakukan apa pun yang kami bisa untuk memantau dan memberikan bantuan,” ujarnya
Insiden serangan Israel ke instalasi UNIFIL yang mencederai dua personel TNI yang tengah bertugas mendapatkan respon dari sejumlah engara seperti di bawah ini.
Indonesia
Baca Juga: Iran Tolak Seruan Barat untuk Batalkan Serangan Balasan ke Israel
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi pada Kamis 10 Oktober 2024 mengecam keras serangan tentara Israel (IDF) di Lebanon Selatan yang melukai 2 personil pasukan perdamaian PBB asal Indonesia.
Dalam rilis yang diterima pada Kamis malam, Menlu Retno Marsudi mengatakan kedua prajurit TNI yg tergabung dalam UNIFIL tersebut mengalami luka ringan ketika menjalankan tugas pemantauan di menara pemantau di markas kontingen Indonesia di Naqoura.
Menlu Retno Marsudi juga mengatakan sudah berkomunikasi langsung dg komandan kontingen Garuda FHQSU (Force Headquarter Support Unit).
Baca Juga: Israel Semakin Menggila, Situs UNESCO Terancam Hancur Lebur di Lebanon
Menlu Retno Marsudi juga ingatkan kepada IDF mengenai pentingnya penghormatan terhadap pasukan dan properti UNIFIL dan memastikan keselamatan dan keamanan personil UNIFIL.
“Indonesia tegaskan serangan apapun terhadap peacekeepers adalah pelanggaran berat hukum humaniter internasional dan resolusi DK PBB 1701 sebagai dasar mandat UNIFIL,” Menlu Retno Marsudi menegaskan
Menlu Retno Marsudi juga meminta semua pihak utk menjamin dihormatinya inviolability (tidak dapat dilanggarnya) wilayah PBB dalam segala waktu dan keadaan.
Baca Juga: Indonesia Kutuk Keras Serangan Israel ke Markas UNIFIL Lebanon yang Lukai 2 Anggota TNI
Spanyol
Kementerian Luar Negeri Spanyol menyebut serangan itu sebagai pelanggaran berat hukum internasional.
“Pemerintah Spanyol mengutuk keras tembakan Israel yang menghantam markas UNIFIL di Naqoura,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa keamanan pasukan penjaga perdamaian terjamin.
Irlandia
Perdana Menteri Simon Harris mengutuk serangan tersebut. “Setiap penembakan di sekitar pasukan atau fasilitas UNIFIL adalah tindakan yang gegabah dan harus dihentikan," katanya.
Irlandia memiliki sekitar 370 tentara dalam misi penjaga perdamaian.
Uni Eropa
Kepala kebijakan luar negeri Josep Borrell mengatakan serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian, yang posisinya sudah diketahui, adalah tindakan yang tidak dapat diterima dan tidak dapat dibenarkan.
"Dua anggota Blue Helmets telah terluka dan ini tidak dapat diterima. Setiap serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap Hukum Humaniter Internasional dan Resolusi 1701 DK PBB: Israel memiliki kewajiban untuk menghormati keduanya. Akuntabilitas penuh diperlukan," tulis Borrell di X.
Ia menegaskan kembali “dukungan penuh” Uni Eropa terhadap UNIFIL.
Israel
Militer Israel mengatakan pasukannya melepaskan tembakan di dekat UNIFIL setelah menginstruksikan pasukan PBB di daerah tersebut untuk tetap berada di tempat yang dilindungi.
Dikatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pejuang Hizbullah beroperasi dari dalam dan dekat wilayah sipil di Lebanon selatan, termasuk wilayah dekat pos UNIFIL.
“IDF beroperasi di Lebanon selatan dan menjaga komunikasi rutin dengan UNIFIL,” kata militer Israel, menggunakan akronim untuk Pasukan Pertahanan Israel.
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, mengatakan bahwa ia merekomendasikan agar pasukan penjaga perdamaian dipindahkan lima kilometer ke utara “selama situasi di sepanjang Garis Biru masih belum stabil akibat agresi Hizbullah”.
Italia
Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto menyebut serangan terhadap pangkalan UNIFIL “sama sekali tidak dapat diterima”. “Ini bukan kesalahan dan kecelakaan,” kata Crosetto dalam konferensi pers.
“Hal ini dapat dianggap sebagai kejahatan perang dan merupakan pelanggaran serius terhadap hukum militer internasional,” katanya.
Ia menambahkan bahwa ia telah memanggil duta besar Israel untuk meminta penjelasan mengenai serangan tersebut.
Perancis
Kementerian Eropa dan Luar Negeri mengutuk serangan itu dan mengatakan pihaknya sedang menunggu penjelasan dari Israel mengapa serangan itu terjadi.
"Prancis menyampaikan kekhawatiran mendalam menyusul tembakan Israel yang mengenai Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) dan mengutuk segala serangan terhadap keamanan UNIFIL," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
“Perlindungan pasukan penjaga perdamaian merupakan kewajiban yang berlaku bagi semua pihak yang berkonflik,” pernyataan tersebut menambahkan.
Amerika Serikat
Gedung Putih sangat prihatin dengan laporan Israel yang menembaki markas pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby
"Kami memahami bahwa Israel tengah melakukan operasi terarah di dekat Garis Biru untuk menghancurkan infrastruktur Hizbullah yang dapat digunakan untuk mengancam warga Israel," kata John Kirby dengan mengacu pada garis demarkasi antara Israel dan Lebanon.
"Sementara mereka melakukan operasi ini, sangat penting bahwa mereka tidak mengancam keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian PBB." Kata John Kirby ***