DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Denny JA Membuka Festival Puisi Esai: Penting Memadukan Isu Sosial dan Puisi

image
Sportyabc.com/kiriman

“Ketika isu sosial disampaikan melalui sastra, ia menjadi lebih dramatis, lebih hidup, dan lebih menggerakkan.

Dibandingkan dengan laporan akademik atau jurnalistik yang cenderung kering, puisi esai menghadirkan karakter, emosi, dan narasi yang lebih mudah diingat,” sambung Denny JA. 

“Hal ini memberikan dimensi baru dalam cara memahami dan merasakan isu-isu penting di sekitar kita,” katanya.

Baca Juga: Ini Dia Juara Lomba Swafoto di Depan Lukisan Denny JA dalam Rangkaian Festival Toleransi Indonesia 2024

Keunggulan kedua, kata Denny JA, adalah kombinasi data dan emosi. Puisi esai menggabungkan data dan emosi dalam satu karya. 

Data yang memberikan puisi ini dasar yang kokoh, sementara emosi membuat data tersebut hidup dan bernyawa. 

“Dalam tradisi sastra, puisi telah lama menjadi wadah ekspresi emosi manusia, seperti yang terlihat sejak Epik of Gilgamesh lima ribu tahun lalu,” tutur Denny JA.
Namun, Denny menjelaskan, puisi esai menambahkan elemen baru: fakta, catatan kaki, dan kisah nyata. 

Baca Juga: Lavina Putri Akbar Juara Swafoto Festival Toleransi Indonesia 2024

Data ini memperkuat pesan emosional yang terkandung dalam puisi, menjadikannya lebih relevan dan berakar pada realitas. 

“Sebaliknya, emosi yang ditambahkan pada data membuat fakta-fakta yang kaku menjadi lebih menggerakkan dan bermakna. Gabungan ini adalah kekuatan unik puisi esai,” ungkapnya.
Keunggulan ketiga, kata Denny JA adalah puisi esai menjangkau audiens yang lebih luas.

“Puisi esai memiliki daya tarik yang lebih luas dibandingkan puisi liris tradisional. Bahasanya lebih komunikatif dan mudah dipahami. Narasi dalam puisi esai membuatnya lebih dekat dengan pembaca umum, tidak terbatas pada kalangan elite sastra,” tegasnya.

Baca Juga: Satrio Arismunandar Sebut Festival Penulis Ubud Bisa Dorong Kolaborasi Kreatif antara Penulis, Seniman, dan Profesi Lain

“Dengan gaya yang lebih naratif, puisi esai membuka ruang bagi semua orang untuk terlibat, termasuk mereka yang bukan penyair. Ini sejalan dengan semangat bahwa puisi esai adalah untuk publik luas, bukan hanya untuk lingkaran kecil pencipta sastra,” lanjut Denny.

Halaman:
Sumber: kiriman Denny JA

Berita Terkait