DECEMBER 9, 2022
Buku

Puisi Esai Denny JA: Sebagai Imigran, Ia Masih Luka

image
Sportyabc.com/kiriman

SPORTYABC.COM - Juli 2024, kerusuhan anti-imigran Muslim melanda Kota London. Efek misinformasi yang diciptakan media sosial bisa seburuk itu. (1)
-000-
Ahmad, masih trauma.
Keluarganya dianiaya. Masjidnya diserang massa.
Ia dituduh bagian dari jaringan imigran, parasit, dan pembunuh.

Ia melihat dirinya pohon tua yang terhempas angin sejarah. Tangan-tangan yang gemetar oleh spirit kebencian menebangnya.
Akar kasihnya dianggap ancaman.

Di dalam masjid di Kota London,
Ahmad mencoba mengingat kembali kisah itu.

Di pagi hari, matahari masih bersembunyi,
awan menggantung kelabu, dan waktu terasa sakit.

Southport, sebuah kota kecil di UK, melihat tiga anak tak lagi tertawa.
Pisau menghentikan hidup mereka,
meninggalkan delapan anak lainnya terluka,
dua dewasa terkulai di lantai berdarah.
Jerit memenuhi udara, dan kota itu berubah.

-000-

Siapa tega membunuh anak-anak?
Namun lebih tajam dari pisau itu,
adalah kata-kata yang berlarian di dunia maya.

Nama Ali Al-Shakati, mereka sebut.
Si Ali itu pelaku pembunuh kejam anak-anak.

Ia seorang imigran, Muslim,
yang katanya tiba di London, naik perahu,
melawan ombak, membawa dosa ke tanah ini.

Dari layar-layar kecil handphone, isu menyebar,
kebencian tumpah.
“Ini mereka! Para pencari suaka!”
“Masjid-masjid mereka, sarang kejahatan!”
Teriakan menggema di jalan-jalan,
kaca jendela masjid pecah,
doa berubah jadi ketakutan.

Halaman:
Sumber: kiriman Denny JA

Berita Terkait