SPORTYABC.COM – Tiadanya kejelasan dalam kasus kematian Kenzha Ezra Walewangko membuat Keluarga berharap Polda Metro Jaya menarik kasus tersebut dari Polres Metro Jakarta Timur.

Dengan dasar itulah Keluarga Kenzha Ezra Walewangko membuat lapran polisi atau LP terpisah di Polda Metro Jaya pada 17 Maret 2025 lalu.

Baca Juga: Sikap IKA Fisipol UKI Ketika Beraudiensi dengan Rektor dan Dekan

Hal ini disampaikan oleh pengacara keluarga Kenzha Ezra Walewangko, Samuel Parasian Sinambela ketika ditemui di Polda Metro Jaya, Jumat 11 Maret 2025.

“Sudahlah, biar serahkan ke Polda Metro Jaya, biar diungkapkan ke Polda Metro Jaya,” kata kuasa hukum keluarga Kenzha, Samuel Parasian Sinambela, 

Laporan tersebut dibuat oleh pihak keluarga usai menduga adanya kejanggalan dalam penanganan perkara kematian Kenzha Ezra Walewangko.

Baca Juga: Tiga Minggu Kasus Kematian Kenzha Ezra Walewangko Tidak Ada Titik Temu, Kapolres Minta Maaf

Dalam hal ini, Keluarga yakin bahwa Kenzha Ezra Walewangko tersebut tewas dikeroyok pada kejadian sore tersebut.

Ditambah beredar kabar bahwa Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur adalah dosen tetap di Fakultas Hukum UKI

“Kejanggalan-kejanggalan yang dia sebagai orang tua, sebagai keluarga. Ini Janggal. Ma, contohnya sederhana, Kasat Reskrim itu dosen tetap di Fakultas Hukum UKI,” ujar Samuel.

Baca Juga: Sebelum Meninggal, Kenzha Ezra Walewangko Sempat Curhat Di-bully Senior

 “Bagaimana persoalan itu bisa terungkap kalau memang ini janggal,” kata Samuel lagi.

Sebagaimana diberitakan, Kenzha Ezra Walewangko, mahasiswa Ilmu Politik Fisipol UKi ditemukan meregang nyawa di areal parkiran motor Kampus UKI Cawang, Jakarta Timur pada Selasa 4 Maret 2025 lalu.

Kenzha Ezra Walewangko didiga meninggal akibat pengeroyokan yang terjadi di lingkungan kampus, namun pihak Polres Metro Jakarta Timur belum juga menyimpulkan penyebab kematian karena masih menunggu hasil otopsi dari pihak rumah sakit.

Baca Juga: Polisi Telah Periksa 44 Saksi untuk Dalami Kematian Kenzha Ezra Walewangko

Sementara status perkaranya pun hingga masuki satu bulan masih dalam tahap penyelidikan untuk menentukan apakah peristiwa tersebut mengandung unsur pidana atau tidak. ***