Media Asing Soroti Keberadaan Keponakan Prabowo Subianto Jadi Wakil Menteri Keuangan II
- Penulis : Rhesa Ivan
- Jumat, 19 Juli 2024 11:50 WIB
SPORTYABC.COM – Media Asing memberikan sorotan ke Indonesia, kali ini yang diangkatnya adalah keberadaaan keponakan presiden terpilih Prabowo Subianto, Thomas Djiwandano dalam kabinet Jokowi sebagai Wakil Menteri Keuangan
Reuters menuliskan bahwa keberaaan Thomas Djiwandono penasihat masalah fiscal untuk membantu serah terima pemerintah.
"Pemimpin Indonesia yang akan segera habis masa jabatannya, Joko Widodo, melantik pada hari Kamis sebagai Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono- keponakan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan penasihatnya untuk masalah fiskal- guna membantu serah terima pemerintah," tulis media Reuters
Baca Juga: Piala Dunia 2026: Bukan Shin Tae yong, Hong Myung bo Pelatih Korea Selatan yang Baru
"Djiwandono akan bekerja sama dengan Menteri Keuangan era Widodo, Sri Mulyani Indrawati, yang telah mendapat pujian atas kebijakan fiskal yang bijaksana termasuk selama pandemi Covid," tambahnya dalam artikel berjudul "Indonesia's president appoints Prabowo's nephew as deputy finance minister".
"Penunjukan itu dimaksudkan untuk memperlancar transisi pemerintahan dari pemerintahan Pak Jokowi ke Pak Prabowo," termuat laman tersebut dengan mengutip politisi senior dari partai politik Gerindra yang mendukung Prabowo, Sufmi Dasco Ahmad.
Sementara itu media ekonomi asal Jepang, Nikkei Asia dalam artikel yang diberi judul Jokowi Appoints Prabowo’s nephew as Indonesia vice finance minister menuliskan bahwa Thomas Djiwandono bukan anggota parlemen terpilih, dirinya aktif terlibat dalam sebuah diskusi dengan Kementerian keuangan dan parlemen untuk alokasi anggran tahun depan.
Baca Juga: Liga 1: Semen Padang FC Jadikan Stadion STIK Jakarta sebagai Laga Kandang
Salah satunya kebijakan makan siang gratis yang diusung Prabowo, pemindahan ibu kota Nusantara dan program lainnya yang diusung ketika kampanye presiden lalu.
"Tugas saya memastikan adanya kesesuaian penganggaran, khususnya untuk tahun 2025, antara program pemerintahan saat ini dan program presiden terpilih," tulis Nikkei memuat pernyataan Djiwandono kepada wartawan, Kamis, usai acara pelantikan di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Selain menyoroti pengangkatan Thomas Djiwandono, Nikkei Asia juga memuat profil singkat Djiwandono bagaimana ia memperoleh gelar sarjana dalam bidang sejarah dari Haverford College di negara bagian Pennsylvania, Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Copa America 2024: Lautaro Martinez Bawa Argentina Juara Back to Back
Selain itu juga memperoleh gelar master dalam bidang hubungan internasional dan ekonomi internasional dari Johns Hopkins University di Baltimore.
"Ia pernah bekerja sebagai analis keuangan di Hong Kong sebelum bergabung dengan Arsari Group pada tahun 2006, perusahaan yang didirikan oleh Djojohadikusumo," tulis laman itu dengan mengutip adik Prabowo Hasyim Djojohadikusumo.
"Djiwandono menjabat sebagai wakil ketua eksekutif kelompok tersebut, yang kepentingannya mencakup agribisnis, pertambangan dan energi," tambahnya melansir laman resmi Gerindra.
Dari New Delhi, Times of India juga memberikan sortoan berita dengan artikel yang diberi judul Prabowo Nephew to be appointed Indonesia Deputy Finance Minister, sources say.
Dalam laporannya dituliskan bahwa bagaimana pasar keuangan telah soroti kebijakan fiscal Prabowo Subianto usai lembaga rating peringatkan risiko fiscal terkai janji kampanye yang dijanjikannya
"Kekhawatiran meningkatnya utang menambah tekanan terhadap rupiah dan harga obligasi Indonesia, meskipun telah melambung meskipun mereka telah bangkit kembali," tulisnya.
Baca Juga: Sepanjang 2024 Terdapat 12 Bank Bangkrut, OJK Rilis Aturan Baru
Media Tiongkok pun tidak mau ketinggalan yaiut Caixin Global memuat artiket dengan berjudul Prabowo's Nephew Becomes Indonesia Deputy Finance Minister dengan mengutip artikel Bloomberg.
"Investor merasa pesimis dengan penunjukan mendadak ini," muatnya mengutip analis lokal dari Strategi Makro PT Mega Capital Sekuritas, kata Lionel Priyadi.
"Mereka masih skeptis terhadap postur fiskal pemerintahan berikutnya. Masih belum jelas apa platform kebijakan sebenarnya yang dijalankan oleh Prabowo," ujarnya.
Baca Juga: Bapanas: Realisasi Beras Impor Januari hingga Mei Capai 2,2 Juta Ton
"Meskipun Djiwandono mungkin tidak memiliki latar belakang akademis ekonomi, penunjukannya tampaknya tidak menimbulkan masalah bagi pasar," tambahnya memuat ahli strategi kedaulatan Asia di Robeco di Singapura, Philip McNicholas.
"Mungkin fokusnya adalah memastikan implementasi kebijakan ekonomi yang disukai Prabowo," katanya. ***