Kurban Idul Adha Tanpa Hewan: Sebuah Tafsir Baru
- Penulis : Rhesa Ivan
- Kamis, 08 Agustus 2024 08:18 WIB

Selain itu, produksi daging membutuhkan jumlah air yang sangat besar. Sebagai contoh, untuk menghasilkan satu kilogram daging sapi, diperlukan sekitar 15.000 liter air.
Deforestasi adalah masalah besar lainnya yang terkait dengan produksi daging. Untuk menyediakan lahan bagi ternak, hutan-hutan sering kali ditebang, yang tidak hanya mengurangi keanekaragaman hayati tetapi juga menghilangkan fungsi penting hutan dalam menyerap karbon dioksida. Menurut World Wildlife Fund (WWF), sekitar 80% deforestasi Amazon disebabkan oleh peternakan.
Selain dampak ekologis, ada juga pertimbangan etika mengenai hak-hak hewan. Banyak organisasi dan individu sekarang menyuarakan pentingnya memperlakukan hewan dengan lebih manusiawi.
Mereka berargumen bahwa hewan memiliki kemampuan untuk merasakan sakit dan penderitaan, dan karena itu, mereka harus dilindungi dari perlakuan yang kejam.
Shahid Ali Muttaqi, yang pandangannya dikutip oleh Denny JA, menekankan bahwa esensi dari kisah Nabi Ibrahim bukanlah pada fisik hewan yang dikorbankan, tetapi pada ketakwaan dan pengabdian kepada Tuhan.
Ini adalah perspektif yang memfokuskan pada nilai-nilai moral dan spiritual daripada praktik fisik penyembelihan.
Denny dengan berani mengusulkan sebuah tafsir yang relevan dengan zaman sekarang, yang menekankan pada pentingnya nilai-nilai moral dan etika daripada praktik fisik yang mungkin tidak lagi relevan atau bahkan merusak dalam konteks saat ini. Beberapa alasan mengapa pandangan Denny JA patut diapresiasi:
Pertama, solusi yang lebih berkelanjutan. Dalam menghadapi krisis lingkungan global, pandangan Denny JA menawarkan solusi yang lebih berkelanjutan. Dengan mengurangi penyembelihan hewan, kita dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, seperti emisi gas rumah kaca dan deforestasi.
Kedua, kepedulian terhadap hak-hak hewan. Pandangan ini juga menunjukkan kepedulian terhadap hak-hak hewan. Dengan menekankan pada ketakwaan dan pengabdian, kita dapat menghormati kehidupan hewan dan menghindari perlakuan yang kejam dan tidak perlu.
Wawasan kepedulian terhadap hak-hak hewan, memang masih jarang dikemukakan di Indonesia. Tetapi saya memperkirakan dengan adanya kerusakan keanekaragaman hayati di Indonesia yang begitu intens, kepedulian terhadap hak-hak hewan, dan selanjutnya tumbuhan dan alam, saya kira ini akan menjadi topik penting; Mulai dari keterkaitannya dengan kehidupan manusia, sampai kesadaran baru tentang adanya nilai intrinsik pada alam, tumbuhan dan hewan.