Wednesday, Apr 9, 2025
Kolom

Berziarah ke Borobudur, Denny JA Terhubung ke Masa Silam

image
Sportyabc.com/kiriman

Saya terhanyut dalam percakapan batin dengan salah satu arsitek utama Borobudur. Dia menjelaskan kepada saya bahwa Borobudur dirancang berdasarkan kosmologi Buddha.

Ada tiga tingkat utama dalam struktur candi, yaitu Kamadhatu (dunia nafsu), Rupadhatu (dunia rupa atau bentuk), dan Arupadhatu (dunia tanpa bentuk), yang melambangkan perjalanan spiritual menuju pencerahan.

Setiap relief di Borobudur memiliki makna dalam, kata sang arsitek. Ia menceritakan kehidupan Sang Buddha, ajaran-ajarannya, dan kisah-kisah kehidupan masa lalu.

Baca Juga: 4 Lukisan Artificial Intelligence Denny JA: Paus Fransiskus Mencuci Kaki Rakyat Kecil Indonesia

Para seniman dinasti Syailendra memahat lebih dari  2.600 panel relief, menjadikannya ansambel relief Buddha terbesar di dunia.

Ia berkata setiap panel memiliki cerita, tidak hanya tentang Buddha, tetapi juga tentang kehidupan masyarakat Jawa pada waktu itu.

Sebagai candi Buddha terbesar di dunia, Borobudur tidak hanya megah secara fisik, tetapi juga mengandung nilai spiritual yang sangat mendalam.

Baca Juga: Pesan Denny JA kepada Penyair Payakumbuh agar Tak Campuradukkan Puisi Esai dengan SATUPENA

Arsitek tersebut menjelaskan Borobudur dirancang sebagai mandala raksasa. Bangunan ini memfasilitasi orang untuk berjalan melingkar naik ke puncak candi. Para pejalan seakan-akan sedang melakukan perjalanan menuju pencerahan.

Dalam kontak spiritual itu, saya menyaksikan kemegahan Borobudur ketikat pertama kali selesai dibangun. Sebuah monumen yang menakjubkan, dibangun dengan tekad dan keyakinan untuk menciptakan tempat suci bagi umat Buddha di Nusantara.

Saya bisa merasakan rasa bangga dari setiap orang yang terlibat dalam pembangunannya, karena mereka tahu bahwa mereka telah menciptakan sesuatu yang akan bertahan selama berabad-abad.

Baca Juga: ORASI DENNY JA: Dibatalkannya RUU Pilkada dan Pentingnya Kompetisi Politik

3. Era Dilupakan: Ketika Borobudur Tertimbun oleh Waktu (abad ke-14 hingga abad ke-19)

Halaman:
Sumber: kiriman Denny JA

Berita Terkait