DECEMBER 9, 2022
News

Pastor Markus Solo Kewuta Sosok Dibalik Penerjemah Paus Fransiskus

image
Pastor Markus Solo Kewuta (kanan) menjelaskan apa yang dipegang oleh Paus Fransiskus ketika rombongan Persatuan Wartawan Katolik Indonesia mengunjungi Vatikan dan berikan lima hadiah salah satunya Gunungan Wayang Kulit dari Sri Sultan Hamengkubowon ke X kepada Paus Fransiskus pada November 2022 (Kas.or.id)

SPORTYABC.COM – Indonesia boleh berbangga karena salah satu anak bangsanya menjadi penerjemah Paus Fransiskus selama kunjungan di Indonesia.

Adalah Pater Markus Solo Kewuta yang tak pernah berjarak jauh dari Paus Fransiskus selama pemimpim umat Katolik tersebut berada di Indonesia.

Mulai dari turun pesawat Italia Airways, Markus Solo Kewuta selalu mendampingi Paus Fransiskus begitu pula ketika bertemu dan berdialog dengan Presiden Joko Widodo hari ini Rabu 4 September 2024 di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Baca Juga: 3 Lukisan Artificial Intelligence Denny JA: Paus Fransiskus Tiba di Jakarta dan Spirit Keberagaman

Ketika Paus Fransiskus bercakap – cakap dengan Joko Widodo, Markus Solo Kewuta berada di sampingnya, dirinya menerjemahkan pesan Paus Fransiskus kepada Joko Widodo begitu pula sebaliknya,.

Ketika Paus Fransiskus menyampaikan pidato di depan Joko Widodo, presiden terpilih Prabowo, Wapres Maruf Amin, para menteri dan korps diplomatic dan kelompok masyarakat sipil, Markus Solo Kewuta berbicara setelah Paus Fransiskus berbicara.

Dirinya mentranslasi pesan Paus Fransiskus yang disampaikan dalam bahasa Italia ke dalam bahasa Indonesia, Markus Solo Kewuta pun berbicara di balik mikrofon yang didengar oleh para hadirin dengan menggunakan perangkat audio.

Baca Juga: Kunjungan Paus Fransiskus, Khusus Rabu – Kamis, 8 KA dari Gambir Berhenti di Jatinegara

Dirinya menyampaikan pesan – pesan yang dibaca Paus maupun yang diucapkan secara spontan.

Lantas siapakah Markus Solo Kewuta ? Padre Marco atau yang dikenal sebagai Pater Markus Solo Kewuta merupakan pria kelahiran Lewouran, Kabupaten Flores Timur, NTT, pada 4 Agustus 1968.

Saat ini adalah Staf Dikasteri untuk Dialog Antar Agama Takhta Suci Vatikan, Pastor dari Serikat Sabda Allah atas SVD adalah salah satu dari segelintir pejabat Indonesia di Takhta Suci Vatikan.

Baca Juga: Selain Innova Zenix, Berikut Ini Deretan Mobil yang Digunakan Paus Fransiskus di Luar Negeri

Markus Solo Kewuta menempuh pendidikan sekolah dasar hingga menengah atas di daerah kelahirannya yaitu Flores Timur, NTT. 

Dirinya menempuh pendidikan dasar di SDK Lewouran, kemudian melanjutkan ke jenjang menengah pertama di SMPK Ile Bura Lewotobi, dan mengambil pendidikan menengah atas di SMAK Seminari San Dominggo Hokeng.

Di tahun 1988, dirinya bergabung dengan Serikat Sabda Allah dan masuk Novisiat Serikat misionaris di Nenuk, Timor. 

Baca Juga: Paus Fransiskus Berikan Salam Hangat kepada Prabowo Subianto

Kemudian melanjutkan tahun kedua Novisiat di Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Santo Paulus Ledalero, Maumere, Flores, sekaligus memulai tahun pertamanya berkuliah filsafat.

Usai lulus pendidikan filsafat selama dua tahun, pada 1992 Pater Markus dikirim bersama seorang teman seangkatannya untuk meneruskan studi Teologi di Sekolah Tinggi Teologi Katolik Sankt Gabriel di Modling, Wina, Austria.

Kemudian pada 1999, Pater Markus memulai studi doktoral Teologi Fundamental di Universitas Leopold Franzens di Kota Innsbruck, Austriam dengan meraih gelar doktornya dengan predikat Summa Cum Laude pada 2002.

Baca Juga: Ikuti Paus Fransiskus, Joko Widodo Pulang ke Bogor Gunakan Innova Zenix

Usai lulus studi filsafat dan teologi, Markus Solo Kewuta memulai praktik pastoral sebagai diakon di Paroki Pischelsdorf, Steiermark, Austria, selama enam bulan. 

Kemudian pada 3 Mei 1997, ia ditahbiskan sebagai imam Katolik di Rumah Misi SVD Sankt Gabriel, Wina, Austria.

Ditahun 1997-1998, Markus Solo Kewuta melanjutkan pelayanannya sebagai Pastor Pembantu di Paroki Santo Maximilian, Bischofshofen, Salzburg, Austria.

Baca Juga: Inilah Harapan Paus Fransiskus Terhadap Rakyat Indonesia

Setelah masa tugasnya di Bischofshofen selesai pada 1999, Markus menerima penempatan baru dari pimpinan Serikat SVD di Austria. 

Sembari menyelesaikan studi doktoralnya, ia tetap melayani sebagai pastor di Paroki Schwaz dan Paroki Sankt Jodok dan Schmirn di Provinsi Tirol.

Dengan latar belakang akademis yang kuat dan cum laude, Markus Solo Kewuta kembali ke Wina dan dipercaya oleh Kardinal Christoph Schönborn untuk memajukan dialog antara umat Katolik dan umat Islam di kota tersebut. 

Hingga pada 2006, Kardinal Schönborn mengangkat Pastor Markus sebagai Rektor Institut Internasional Asia-Afrika (Afro-Asiatisches Institut, AAI) di Wina.

Karena dedikasi dan kemampuannya dalam dialog lintas agama menjadi perhatian bagi Takhta Suci Vatikan. 

Markus Solo Kewuta kemudian dipanggil untuk bergabung sebagai staf penasehat pada Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama (Pontifical Council for Interreligious Dialogue, PCID) di Vatikan.

Pada Juli 2007, Markus resmi bergabung dengan Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama di Vatikan. 

Di lembaga tersebut dirinya diberi tanggung jawab khusus untuk menangani Desk Dialog Konflik Katolik-Islam di wilayah Asia dan Pasifik.

Kemudian pada tahun 2015, Markus diberikan tanggung jawab baru sebagai Wakil Presiden Yayasan Nostra Aetate. 

Yayasan ini memiliki peran penting dalam memajukan Pendidikan Perdamaian dan membentuk duta-duta perdamaian dari berbagai agama non-Kristiani. 

Selain tugas-tugas tersebut, Markus juga dipercaya sebagai ceremonial liturgi dari Paus Fransiskus di Vatikan.

Dirinya kerap membantu Paus Fransiskus menjadi penerjeman bagi tamu tamu pejabat atau orang orang Indonesia termasuk mantan presiden Megawati Soekarnoputri pada 2023 yang kala itu mengunjungi Paus Fransiskus dan berdialog selama 1 jam.

Markus Solo Kewuta yang telah tinggal di Vatikan selama 14 tahun ini menguasai bahasa Italia, Spanyol dan bahasa internasional lainnya. ***

Sumber: Berbagai sumber

Berita Terkait