Inilah Duduk Perkara Cekcok Presiden dan Wapres Filipina sampai Ancam Bunuh
- Penulis : Rhesa Ivan
- Senin, 25 November 2024 13:00 WIB

SPORTYABC.COM – Perseteruan antara Wakil Presiden Sara Duterte dengan Presiden Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr capai titik didih dimana terdapat ancaman pembunuhan.
Berawal dari Sabtu 23 November 2024, Sara Duterte dalam jumpa pewarta secara daring dengan blak blakan melontarkan ancaman pembunuhan terhadap Bongbong.
"Saya telah berbicara dengan seseorang. Saya mengatakan jika saya terbunuh, bunuhlah BBM (Bongbong Marcos), (Ibu negara) Liza Araneta, dan (Ketua DPR) Martin Romualdez. Ini tidak main-main. Tidak main-main," kata Sara Duterte dalam jumpa pewarta.
Baca Juga: ASEAN Cup U19 2024: Filipina Libas Timor Leste
"Saya bilang, 'jangan berhenti sampai Anda membunuh mereka' dan dia mengiyakan," kata Sara Duterte
Lantas bagaimana duduk perkara dari perseteruan antara Sara Duterte dengan Ferdinaan ‘Bongbong’ Marcos Jr.
Perseteruan ini sudah berlangsung sejak beberapa waktu terakhir dan memanas sejak Sara Duterte mundur dari jabatan menteri pendidikan dan kepala badan antipemberontakan pada Juni lalu.
Sara Duterte mengatakan kala itu mengatakan bahwa penderitaannya di kabinet Bongbong menjadi alasannya mundur.
Baca Juga: ASEAN U19 2024: Kamboja Raih Kemenangan Pertama atas Filipina
Walau begitu, sejumlah pihak menduga penyebab utama Sara Duterte mundur dari kabianet adalah terkait penangkapan Pendeta Apollo Quiboloy, sekutu keluarga Duterte selama puluhan tahun yang mendirikan gereja Kingdom of Jesus Christ (KOJC)
Apollo Quiboloy didakwa atas serangkaian tuduhan mulai dari pelecehan dan eksploitasi anak oleh otoritas Filipina serta perdagangan sek anak oleh pihak otoritas Amerika Serikat.
Apollo Quiboloy kini mendekam di penjara Kota Pasig usai ditangkap oleh pihak berwajiba pada September lalu.
Baca Juga: Prajurit TNI UNIFIL Diserang Israel, Inilah Respon Dunia Mulai dari Indonesia hingga Amerika Serikat
Sejak sang pendeta Quiboloy diburu, Sara Duterte secara terbuka mengkritik Bongbong bahkan jelang penangkapan Apollo Quioboloy dirinya mengatakan bahwa kehadiran polisi di kompleks gereja KOJC di Kota Davao merupakan penyalagunaan kekuasaan dan serangan terhadap kebebasan beragama.