Inilah Duduk Perkara Cekcok Presiden dan Wapres Filipina sampai Ancam Bunuh
- Penulis : Rhesa Ivan
- Senin, 25 November 2024 13:00 WIB

Sebagimana dilansir dari The Diplomat, Bongbong tampaknya menahan diri untuk tidak berkomentar atas kritik dan tuduhan Sara Duterte tersebut.
Walau begitu, putranya Ferdinan Alexander ‘Sandro’ Marcos mengatakan bahwa Sara Duterte kemungkinan menderita masalah kesehatan mental.
Pada Oktober lalu, DPR Filipina yang dipimpin oleh sepupu Bongbong, Martin Romualdez juga ikut menggertak Sara Duterte dengan memangkas anggaran Kantor Wakil Presiden nyari dua pertiga.
Baca Juga: ASEAN Cup U19 2024: Filipina Libas Timor Leste
Wakil Presiden di Filipina sendiri memegang peran seremonial tanpa kekuasaan nyata. Lain hal apabila Presiden mundur atau emmberikan posisi di kabinet kepada sang wakil presiden.
Kemarahan Sara Duterte pun mencapi puncaknya usai Komite Etik DPR pada 20 November memutuskan untuk menahan kepala staffnya, Zuleika Lopez, karena dituding menghalangi penyelidikan kongres atau kemungkinan penyalahgunaan anggaran oleh Sara Duterte sebagai Wakil Presiden dan Menteri Pendidikan.
Akibatnya, Sara Duterte pun marah dengan menuduh Bongbong tidak kompeten sebagai Presiden, dirinya juga menuding Bongbong sebagai seorang pembohong.
Baca Juga: ASEAN U19 2024: Kamboja Raih Kemenangan Pertama atas Filipina
Sejalan dengan hal itu, dirinya mengatakan kepada para pendukungnya yang mengkhawatrkan dirinya sudah meminta seseorang untuk membunuh Bongbong apabila dirinya terbunuh.
Bila melihat hukum pidana Filipina, pernyataan Sara Duterte dimuka umum itu dapat dianggap sebagai tindak pidana pengancaman atas perbuatan yang merugikan seseorang atau keluarganya.
Sang pelaku pun bisa dhukum dengan hukuman penjara dan denda sebagaimana dilansir oleh Time.
Baca Juga: Prajurit TNI UNIFIL Diserang Israel, Inilah Respon Dunia Mulai dari Indonesia hingga Amerika Serikat
Sementara itu terkati ucapan Sara Duterte, Kantor Komunikasi Kepresidenan Filipina menyatakan bahwa pihaknya sudah meminta Komandi Keamanan Presiden untuk mengambil tindakan cepat menyusul pidato Sara Duterte tersebut