DECEMBER 9, 2022
Internasional

Inilah Duduk Perkara Cekcok Presiden dan Wapres Filipina sampai Ancam Bunuh

image
Sara Duterte, wakil presiden Filipina (GMAnetwork.com)

SPORTYABC.COM – Perseteruan antara Wakil Presiden Sara Duterte dengan Presiden Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr capai titik didih dimana terdapat ancaman pembunuhan.

Berawal dari Sabtu 23 November 2024, Sara Duterte dalam jumpa pewarta secara daring dengan blak blakan melontarkan ancaman pembunuhan terhadap Bongbong.

"Saya telah berbicara dengan seseorang. Saya mengatakan jika saya terbunuh, bunuhlah BBM (Bongbong Marcos), (Ibu negara) Liza Araneta, dan (Ketua DPR) Martin Romualdez. Ini tidak main-main. Tidak main-main," kata Sara Duterte dalam jumpa pewarta.

Baca Juga: ASEAN Cup U19 2024: Filipina Libas Timor Leste

"Saya bilang, 'jangan berhenti sampai Anda membunuh mereka' dan dia mengiyakan," kata Sara Duterte
Lantas bagaimana duduk perkara dari perseteruan antara Sara Duterte dengan Ferdinaan ‘Bongbong’ Marcos Jr.

Perseteruan ini sudah berlangsung sejak beberapa waktu terakhir dan memanas sejak Sara Duterte mundur dari jabatan menteri pendidikan dan kepala badan antipemberontakan pada Juni lalu.

Sara Duterte mengatakan kala itu mengatakan bahwa penderitaannya di kabinet Bongbong menjadi alasannya mundur.

Baca Juga: ASEAN U19 2024: Kamboja Raih Kemenangan Pertama atas Filipina

Walau begitu, sejumlah pihak menduga penyebab utama Sara Duterte mundur dari kabianet adalah terkait penangkapan Pendeta Apollo Quiboloy, sekutu keluarga Duterte selama puluhan tahun yang mendirikan gereja Kingdom of Jesus Christ (KOJC)

Apollo Quiboloy didakwa atas serangkaian tuduhan mulai dari pelecehan dan eksploitasi anak oleh otoritas Filipina serta perdagangan sek anak oleh pihak otoritas Amerika Serikat.

Apollo Quiboloy kini mendekam di penjara Kota Pasig usai ditangkap oleh pihak berwajiba pada September lalu.

Baca Juga: Prajurit TNI UNIFIL Diserang Israel, Inilah Respon Dunia Mulai dari Indonesia hingga Amerika Serikat

Sejak sang pendeta Quiboloy diburu, Sara Duterte secara terbuka mengkritik Bongbong bahkan jelang penangkapan Apollo Quioboloy dirinya mengatakan bahwa kehadiran polisi di kompleks gereja KOJC di Kota Davao merupakan penyalagunaan kekuasaan dan serangan terhadap kebebasan beragama.

Sebagimana dilansir dari The Diplomat, Bongbong tampaknya menahan diri untuk tidak berkomentar atas kritik dan tuduhan Sara Duterte tersebut.

Walau begitu, putranya Ferdinan Alexander ‘Sandro’ Marcos mengatakan bahwa Sara Duterte kemungkinan menderita masalah kesehatan mental.

Baca Juga: Pilpres Amerika Serikat 2024: Prabowo Subianto Berikan Ucapan Selamat Kepada Donald Trump

Pada Oktober lalu, DPR Filipina yang dipimpin oleh sepupu Bongbong, Martin Romualdez juga ikut menggertak Sara Duterte dengan memangkas anggaran Kantor Wakil Presiden nyari dua pertiga.

Wakil Presiden di Filipina sendiri memegang peran seremonial tanpa kekuasaan nyata. Lain hal apabila Presiden mundur atau emmberikan posisi di kabinet kepada sang wakil presiden.

Kemarahan Sara Duterte pun mencapi puncaknya usai Komite Etik DPR pada 20 November memutuskan untuk menahan kepala staffnya, Zuleika Lopez, karena dituding menghalangi penyelidikan kongres atau kemungkinan penyalahgunaan anggaran oleh Sara Duterte sebagai Wakil Presiden dan Menteri Pendidikan.

Baca Juga: Prabowo Ajak Kembali Raja Charles III Kunjungi Indonesia untuk Ketiga Kalinya

Akibatnya, Sara Duterte pun marah dengan menuduh Bongbong tidak kompeten sebagai Presiden, dirinya juga menuding Bongbong sebagai seorang pembohong.

Sejalan dengan hal itu, dirinya mengatakan kepada para pendukungnya yang mengkhawatrkan dirinya sudah meminta seseorang untuk membunuh Bongbong apabila dirinya terbunuh.

Bila melihat hukum pidana Filipina, pernyataan Sara Duterte dimuka umum itu dapat dianggap sebagai tindak pidana pengancaman atas perbuatan yang merugikan seseorang atau keluarganya.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Memulai Tradiisi Ikut Merayakan Hari Raya Agama Lain secara Sosial

Sang pelaku pun bisa dhukum dengan hukuman penjara dan denda sebagaimana dilansir oleh Time.

Sementara itu terkati ucapan Sara Duterte, Kantor Komunikasi Kepresidenan Filipina menyatakan bahwa pihaknya sudah meminta Komandi Keamanan Presiden untuk mengambil tindakan cepat menyusul pidato Sara Duterte tersebut

Pasukan pengamanan presiden Filipina pun menyatakan telah berkoordinasi dengan badan penegak untuk untuk mendeteksi, mencegah dan mempertahankan diri dari segala bentuk ancaman terhadap Presiden dan keluarga presiden.

Mereka juga menyatakan bahwa pernyataan Sara Duterte menjadi masalah keamanan nasional. ***
 

Halaman:

Berita Terkait