Inilah Kronologi Munculnya Slogan Free Papua, Maluku dan Aceh dalam Forum PBB
- Penulis : Rhesa Ivan
- Jumat, 25 April 2025 08:57 WIB

SPORTYABC.COM – Gerakan separatis Papua, Maluku hingga Aceh kembali jadi sorotan usai slogan Free Papua, Free Maluku dan Free Aceh muncul dalam forum PBB baru baru ini.
Gerakan ini beredar di sosial media dengan beragam foto dan video, sekolompok orang diduga WNI dengan bagian adat tiga daerah tersebut berfoto sembari memegang kertas bertulisan, Free Maluku, Free Papua dan Free Aceh pada ruang sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serika.
Baca Juga: Sekjen PBB Khawatirkan Eskalasi Tinggi Pasca Tewasnya Ismail Haniyeh dan Fuad Shukr
Momentum ini bersamaan dengan pembukaan sidang ke 25 United Nations Permanet Forum on Indigenous Issue atau UNPFII yang terjadwal pada 21 April hingga 2 Mei mendatang.
Dalam video yang beredar di sosial media, tampk petugas keamanan PBB atau UNDSS datangi meja sekompok orang tersebut dan mengambil slogan kerta yang mereka bawa bertuliskan Free Papua, Free Maluku dan Free Aceh.
Salah satu delegasi tersebut klaim bahwa teguran dari petugas keamanan datang usai kehadiran mereka dilaporkan oleh Asisten Penasihat Militer PTRI New York, Letkol Paulus Pandjaitan.
Baca Juga: Israel Desak PBB Jauhkan Pasukan Perdamaian dari Bahaya di Lebanon
"Ini kan forum PBB, suka-suka kita. Kita punya hak, bukan DPR Indonesia. Kau melarang-larang kita," ujar salah satu anggota delegasi dalam video tersebut
Seperti diketahui, PBB selalu rutin menggelar berbagai sidang yang fokus terhadap berbagai isu HAM termasuk soal jaminat hak masyarakat adat di berbagai negara.
Sidang UNPFII pada 2025 ini digelar selama dua pekan di markas PBB, New York yang dihadiri oleh ratusan delegasi dari berbagai negara termasuk organisasi masyarakat adat.
Baca Juga: Mengenai Rohingya, PBB Kirim Pesan Penting ke Indonesia
Forum UNPFII ini adalah ruang diskusi bagi negara negara anggota PBB dan perwakilan masyarakat adat dunia untuk membahas pelaksanaan UN Declaration on the Right of Indigenous peoples.