DECEMBER 9, 2022
Internasional

Rapat Darurat, Mayoritas Anggota DK PBB Kompak Kutuk Pembunuhan Ismail Haniyeh

image
DK PBB gelar rapat darurat mambahas situasi panas yang terjadi usai terbunuhnya Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran Iran (UNPhoto/Loey Felipe)

SPORTYABC.COM – Dewan Keamanan PBB (DK PBB) menggelar rapat darurat tanggapi pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan rudah di Teheram Iran pada Rabu 31 Juli 2024.

Presiden DK PBB saat ini, Rusia memimpin rapat yang digelar pada Rabu 31 Juli 2024 pukul 16.00 waktu New York atau sekitar pukul 03.00 dinihari WIB.

Pertemuan darurat ini diajukan oleh Iran dengan didukung oleh China, Aljazair dan Rusia sebagaimana dilansir dari Anadolu Agency.

Baca Juga: Pemerintah Indonesia Kecam Keras Serangan Israel ke Kamp Nuseirat

Dalam rapat tersebut, Duta Besar Iran untuk PBB, Saeid Iravani katakan bahwa pembunuhan Ismail Haniyeh merupakan perwujudan pola terorisme dan sabotase Israel selama puluhan tahun.

"Israel juga mengejar tujuan politik untuk mengganggu hari pertama pemerintahan baru Iran," kata Iravani, dikutip Al Jazeera.

Menurut Dubes Saeid Iravani tegaskan bahwa tindakan Israel menunjukkan niat memperluas perang di seluruh kawasan,

Baca Juga: Indonesia Kecam Keras Resolusi Israel yang Tolak Pembentukan Negara Palestina

Sementara itu Prancis, Ruisa dan China mengecam keras pembunuhan Haniyeh yang dianggap bakal memperkeruh kondisi di jalur Gaza Palestina dan merusak segala upaya perundingan gencatan senjata.

"Tindakan ini merupakan upaya terang-terangan untuk menyabotase upaya perdamaian. [China mendesak Israel] untuk menghentikan semua operasi militernya di Gaza dan segera menghentikan hukuman kolektif terhadap rakyat di Gaza," kata wakil tetap China untuk PBB dalam rapat.

"Kami menyerukan tanggung jawab dan pengendalian diri yang maksimal untuk menghindari konflik regional," tutur perwakilan Prancis dalam pertemuan yang sama.

Baca Juga: Akhirnya, Pendudukan Israel di Palestina Dinyatakan Ilegal oleh ICJ

Bahkan Rusia menganggap kematian Ismail Haniyeh merupakan pembunuhan politik yang sengaja memperkeruh situasi.

"Pembunuhan politik [terhadap Ismail Haniyeh] ... merupakan pukulan telak, terutama bagi negosiasi yang dimediasi antara Hamas dan Israel yang bertujuan untuk gencatan senjata di Gaza."

Amerika Serikat memilih berbeda dengan mayoritas anggota tetap dan tidak tetap DK PBB justur membela Israel.

Baca Juga: Olimpiade Paris 2024: Atlet Israel Akan Dijaga Prancis Selama 24 Jam Penuh

Sementara Wakil Dubes AS untuk PBB, Robert Wood, justru mendesak DK PBB untuk mendukung posisi Israel karena menurut Washington adalah hak Israel untuk membela diri terhadap serangan dari kelompok seperti Hizbullah dan tentunya Hamas.

"Israel memiliki hak untuk membela diri terhadap serangan dari Hizbullah, dan teroris lainnya. Itulah yang dilakukannya pada tanggal 30 Juli," kata Wood seperti dikutip CNN Internasional.

Dubes Wood juga tegaskan sekali lagi kalau Amerika Serikat tidak mengetahui atau terlibat kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.

Baca Juga: Olimpiade Paris 2024: Kisah Cinta ala Atlet Italia

Sementara, Israel tidak membenarkan atau membantah tuduhan soal pembunuhan Ismail Haniyeh. Bahkan delegasi Israel justru mengalihkan isu dengan menuduh Iran sebagai mesin penggerak kematian dan kehancuran yang mengancam semua dalam rapat darurat tersebut.

"Mereka yang jarang mencari stabilitas di kawasan itu seharusnya berupaya menyingkirkan teroris ulung, bukan meminta kedua belah pihak untuk menahan diri," kata perwakilan Israel di PBB, Jonathan Miller.

Rapat mendadak tersebut muncul usai Ismail Haniyeh tewas dalam serangan rudal di Teheran ketika berkuinjung ke negara Persia tersebut unutk menghadri pelantikan presiden Iran yang baru.

Baca Juga: Olimpiade Paris 2024: Langka, Ketika Atlet Korea Utara dan Korea Selatan Swafoto di Podium

Hamas menuding Israel sebagai dalang pembunuhan. Namun, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tak mengakui serangan terhadap Haniyeh.

Sementara itu, Benjamin Netanyahu hanya menyebut Israel telah memberi pukulan telak ke proksi Iran termasuk Hamas dan Hizbullah dalam beberapa hari terakhir. ***
 

Sumber: UN

Berita Terkait