Hukum Merayakan Maulid Nabi Apakah Bidah ?
- Penulis : Rhesa Ivan
- Kamis, 12 September 2024 18:15 WIB

Seiring berjalannya waktu, peringatan ini menjadi bahan perdebatan, terutama di kalangan peneliti yang mempertanyakan keabsahannya.
Mereka menunjukkan bahwa Nabi Muhammad tidak merayakan ulang tahunnya dengan cara seperti itu, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang alasan di balik praktik tersebut saat ini.
Ibnu Katsir mengemukakan bahwa ayat 3 Surat Al-Ma'idah membuktikan bahwa Islam telah sempurna dan tidak memerlukan sesuatu yang baru. Segala sesuatu yang diperlukan untuk bimbingan disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Inilah Dua Amalan di Bulan Maulid Menurut Ustadz Abdul Somad
Nabi Muhammad mengingatkan para pengikutnya bahwa segala sesuatu diperintahkan dari Allah dan tidak ada yang boleh ditambahkan atau dikurangi dari agama.
Menjelang akhir hayatnya, beliau menekankan bahwa segala sesuatu yang diperlukan untuk keimanan telah diberikan, dan menyerukan kepada para pengikutnya untuk tidak menambah atau mengurangi apa pun dari prinsip-prinsip Islam yang sudah mapan.
Beliau mendorong umat Islam untuk menyumbangkan kekayaan sepanjang hidup mereka, dan menekankan bahwa kekayaan materi hanya bersifat sementara. Nabi menekankan pentingnya cinta melalui ajarannya.
Baca Juga: Berziarah ke Borobudur, Denny JA Terhubung ke Masa Silam
Ajaran sesat besar seperti Syiah atau Khawarij berbeda dengan ajaran sesat kecil seperti perayaan Maulid Nabi yang tidak mengubah dasar keyakinannya.
Keyakinan yang melibatkan permintaan bantuan dari orang yang meninggal dianggap sebagai ajaran sesat.
Meskipun ajaran sesat kecil ini salah, namun tidak mengecualikan komunitas Sunni. Keyakinan bahwa ruh Nabi menyaksikan peristiwa Maulid terbantahkan.
Contoh sejarah menunjukkan bahwa para sahabat tidak meminta pertolongan kepada Nabi Muhammad setelah wafatnya.
Baca Juga: Kunci Sukses Denny JA di Semua Bidang Ada dalam Buku Terbarunya
Cara yang tepat untuk menghormati hari lahir Nabi Muhammad yaitu dengan berpuasa pada hari Senin. Merayakannya dengan berpuasa mingguan, bukan tahunan, sesuai dengan adat.