Catatan Denny JA: Memahami Masyarakat Melalui Sastra
- Penulis : Rhesa Ivan
- Minggu, 13 Oktober 2024 12:12 WIB

Misalnya, puisi esai Atas Nama Cinta (2012) karya Denny JA menyentuh isu diskriminasi sosial melalui kisah cinta, menghadirkan tragedi yang memperlihatkan ketidakadilan dengan cara yang menyentuh hati.
Kedua, Epik. Pendekatan epik menghadirkan narasi heroik yang menunjukkan kekuatan karakter dalam menghadapi perubahan besar.
Sebagai contoh karya Denny JA yang lain: Sapu Tangan Fang Yin (2012) yang menggambarkan perjuangan individu di tengah reformasi Indonesia, menginspirasi pembaca tentang ketangguhan dan semangat perjuangan.
Baca Juga: Denny JA Bentuk KEA, Wadah bagi Kreator di Era AI yang Segera Terbentuk dari Sumatra hingga Papua
Ketiga, Historisisme. Pendekatan ini menempatkan puisi esai dalam konteks sejarah, memberi bobot pada puisi esai sebagai dokumentasi sosial dan pengingat sejarah.
Testamen di Bait Sejarah karya Rama Prabu (2014), misalnya, menggambarkan tokoh dan peristiwa sejarah Indonesia, menghubungkan masa lalu dengan konteks masa kini.
Keempat, Kritisisme. Dengan pendekatan ini, puisi esai mengkritik ketidakadilan, korupsi, dan ketimpangan sosial, sehingga berfungsi sebagai advokasi sosial yang membangkitkan kesadaran publik terhadap isu-isu mendesak.
Baca Juga: Satrio Arismunandar Sebut SATUPENA Kerjasama dengan Kreaator Era AI
Mereka yang Takluk di Hadapan Korupsi (2014), karya Satrio Arismunandar secara eksplisit mengkritik budaya korupsi di Indonesia, mendorong urgensi perubahan sosial.
Kelima, Diskursus. Pendekatan ini menekankan dialog antarwacana yang mengundang berbagai perspektif, menciptakan ruang untuk debat dan refleksi yang dalam.
Imaji Cinta Halima karya Novriantoni Kahar (2013), menggambarkan kompleksitas hubungan sosial dan personal di tengah konflik nilai, mendorong sikap toleransi di masyarakat majemuk.
ReO Fiksiwan juga menyoroti inovasi penggunaan catatan kaki dalam puisi esai. Bukan sekadar tambahan, catatan kaki memperkuat narasi dengan konteks historis dan data faktual, menjadikan puisi esai sebagai semacam dokumen historis.