Catatan Denny JA: Memahami Masyarakat Melalui Sastra
- Penulis : Rhesa Ivan
- Minggu, 13 Oktober 2024 12:12 WIB

Bias dalam sastra muncul terutama karena sudut pandang, latar belakang, dan nilai-nilai pribadi pengarang yang bisa sangat memengaruhi bagaimana tema dan karakter dalam karya tersebut disajikan.
Pengalaman hidup, budaya, atau pandangan politik penulis seringkali tercermin dalam karyanya, yang dapat memengaruhi cara pembaca memahami suatu masalah.
Sebagai contoh, seorang penulis dari kelompok sosial tertentu mungkin menggambarkan realitas sosial dengan perspektif yang berbeda dari mereka yang berasal dari latar belakang lain.
Baca Juga: Denny JA Bentuk KEA, Wadah bagi Kreator di Era AI yang Segera Terbentuk dari Sumatra hingga Papua
Hal ini bisa menyebabkan perspektif yang disajikan menjadi terbatas, tidak mencakup pengalaman yang beragam, dan bahkan bisa memperkuat stereotip tertentu.
Selain itu, jika karya sastra digunakan untuk memahami sejarah, ada risiko bahwa dramatisasi atau penyederhanaan masalah dapat mengaburkan fakta-fakta penting.
Bias ini juga mempengaruhi penerimaan dan interpretasi pembaca. Pembaca yang memiliki latar belakang atau pandangan serupa mungkin lebih mudah setuju dengan sudut pandang pengarang, sedangkan pembaca yang berbeda bisa menafsirkan pesan secara berbeda atau menolak interpretasinya.
Baca Juga: Satrio Arismunandar Sebut SATUPENA Kerjasama dengan Kreaator Era AI
Oleh karena itu, menggunakan sastra sebagai satu-satunya sumber pengetahuan tidak sepenuhnya akurat dan obyektif.
Epistemologi sastra lebih kuat jika dilengkapi dengan pendekatan yang lebih empiris dan multidisipliner, sehingga berbagai perspektif dapat dikombinasikan untuk membentuk pemahaman yang lebih seimbang.
Meskipun memiliki keterbatasan, sastra tetap menjadi sumber penting yang memperkaya pemahaman sejarah.
Buku Epistemologi Sastra, Pendekatan Kritik Baru Atas Teks-Teks Puisi Esai Denny JA karya ReO Fiksiwan menawarkan perspektif segar tentang peran sastra sebagai cerminan dan kritik sosial.