Catatan Denny JA: Membawa Spirit para Sufi ke Era Artificial Intelligence
- Penulis : Rhesa Ivan
- Kamis, 19 Desember 2024 12:12 WIB
Para sufi menjalani kehidupan sederhana yang berfokus pada kebahagiaan batin, sementara kita hidup dalam dunia yang memuja produktivitas dan konsumsi.
Di era ini, pesan para sufi tentang cinta, kesederhanaan, dan refleksi menjadi semakin penting.
-000-
Baca Juga: Catatan Denny JA: Retreat para Penulis untuk Kemerdekaan
Buku kecil ini sebuah undangan untuk menyelam kedalaman diri. Ia terdiri dari 13 bab.
Dalam Bab 1, dieksplor isu Teknologi dan Tantangan Spiritualitas di Era AI. Teknologi telah membuka jalan baru menuju kemajuan, tetapi juga menimbulkan tantangan spiritual yang mendalam.
Di bab pertama, buku ini mengeksplorasi bagaimana AI telah mengubah cara manusia memahami eksistensi dan makna.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Quick Count Tak Bisa Putuskan Pilkada Jakarta 2024 Satu atau Dua Putaran
Media sosial, algoritma personalisasi, dan realitas virtual sering kali menciptakan ilusi makna yang dangkal, menjauhkan manusia dari hubungan yang sejati dengan sesama dan alam sekitar.
Namun, bab ini juga menyoroti potensi positif teknologi. AI dapat menjadi alat untuk mendalami spiritualitas, seperti melalui aplikasi meditasi, ruang virtual lintas iman, atau algoritma yang mendukung refleksi diri.
Pertanyaan inti yang diajukan adalah: apakah kita mengendalikan teknologi untuk mendukung perjalanan spiritual, atau apakah kita menjadi tawanan dari ilusi yang diciptakannya?
Baca Juga: Festival Puisi Esai Jakarta 2024 Kembali Hadir dengan Puluhan Tokoh Sastra Nasional dan Luar Negeri
Dalam Bab 2-4, dibahas soal Sains dan Spiritualitas: Harmoni untuk Kesejahteraan. Bab ini menyelami hubungan antara spiritualitas dan sains, khususnya neuroscience dan psikologi positif.