DECEMBER 9, 2022
Buku

Catatan Denny JA: Di Balik Buku Demokrasi dengan Rekor Terbanyak 221 Penulis

image
Sportyabc.com/kiriman

-000-

Sejarah mencatat, beberapa buku tak hanya menarik karena isinya, tetapi karena proses pembuatannya yang luar biasa:

Anne Frank menulis buku hariannya “The Diary of a Young Girl” dalam ruang rahasia di Amsterdam, tempat keluarganya bersembunyi dari Nazi. Di tengah ketakutan akan penangkapan, Anne menemukan kebebasan melalui tulisan, mencurahkan harapan, cinta, dan rasa sakitnya.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Quick Count Tak Bisa Putuskan Pilkada Jakarta 2024 Satu atau Dua Putaran

Kisah ini ditemukan setelah kematiannya di kamp konsentrasi oleh Miep Gies, yang menyelamatkan naskahnya dari kehancuran.

Buku ini bukan hanya saksi sejarah, tetapi juga bukti keberanian seorang gadis muda di tengah kekejaman perang.

Proses pembuatannya mencerminkan tekad manusia untuk tetap hidup, walau hanya melalui kata-kata. Anne menghidupkan mimpi dan kemanusiaan dari balik tembok tersembunyi.

Baca Juga: Masa Depan Puisi Esai dan Refleksi tentang Musik Jazz

Buku “Suara Penulis Soal Demokrasi dan Pemilu 2024” juga punya kisah di balik layar.
Di balik angka 221 penulis, ada lebih dari sekadar tulisan.

Ada dinamika politik yang merasuk ke dalam dunia literasi. Ketika polarisasi bangsa mencapai puncaknya, dunia penulis pun terbelah.

Ada yang mendukung pemerintah, ada yang kritis terhadapnya. Ada yang percaya pada suara petisi kolektif, ada yang memegang teguh independensi pribadi.

Baca Juga: Angkatan Puisi Esai. Sebuah Angkatan Sastra Sui Generis

Bagi penulis berjiwa aktivis, petisi adalah tindakan konkret untuk melawan kebijakan yang dianggap merugikan demokrasi. 

Halaman:
Sumber: Kiriman SATUPENA

Berita Terkait