Catatan Denny JA: Di Balik Buku Demokrasi dengan Rekor Terbanyak 221 Penulis
- Penulis : Rhesa Ivan
- Sabtu, 28 Desember 2024 11:11 WIB
Namun ada juga esai berjudul: “Integrasi Teknologi AI dan Big Data Perlancar Pilkada 2024”
Penulisnya Rayendra L. Toruan
Esai ini memuji penggunaan teknologi di era Jokowi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pemilu.
Penulis menekankan bahwa integrasi AI dan Big Data telah membawa dimensi baru dalam demokrasi Indonesia, terutama dalam pengelolaan data pemilih, pengawasan, dan penghitungan suara.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Quick Count Tak Bisa Putuskan Pilkada Jakarta 2024 Satu atau Dua Putaran
Jokowi disebut sebagai pemimpin yang visioner karena mengarahkan transformasi digital yang membantu mengatasi tantangan pemilu di negara dengan populasi besar seperti Indonesia.
Pendekatan ini dipandang sebagai kontribusi signifikan Jokowi dalam memperkuat fondasi demokrasi .
Dua esai ini mencerminkan kompleksitas pandangan terhadap Jokowi, mencakup apresiasi atas inovasi teknologinya, tetapi juga kritik tajam terhadap masalah struktural dalam demokrasinya.
Kapal Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA sempat terombang-ambing saat itu.
Baca Juga: Masa Depan Puisi Esai dan Refleksi tentang Musik Jazz
Namun, akhirnya semua berakhir indah. Petisi penulis yang diinisiasi oleh aktivis penulis SATUPENA ikut berkontribusi, sekecil apa pun, atas dibatalkannya RUU yang “melawan” putusan MK soal pilkada.
Sementara para penulis yang menolak petisi dan membuat buku juga mencetak rekor yang sulit dipecahkan: satu buku dengan satu tema, dengan 221 penulis, dalam bentuk esai, cerpen, puisi, dan puisi esai sekaligus.
Begitu banyaknya tulisan yang masuk, diperlukan pula banyak editor. Tak tanggung- tanggung empat editor dari Perkumpulan Penulis Satupena ditunjuk untuk mengawal buku ini: Satrio Arismunandar, Dhenok Kristianti, Jonminofri Nazir, dan Elza Peldi Taher.
Baca Juga: Angkatan Puisi Esai. Sebuah Angkatan Sastra Sui Generis
Maka lahirlah buku ini: “Suara Penulis Soal Demokrasi dan Pemilu 2024.” Ia tak hanya sebuah buku. Ia juga dokumen sebuah zaman. ***