Catatan Denny JA: Di Balik Buku Demokrasi dengan Rekor Terbanyak 221 Penulis
- Penulis : Rhesa Ivan
- Sabtu, 28 Desember 2024 11:11 WIB
Masing-masing memiliki argumen yang valid, memperlihatkan keragaman cara berpikir di dunia literasi dan aktivisme.
-000-
Namun, buku ini tidak memihak. Ia menjadi rumah bagi semua suara. Seperti demokrasi yang ideal, buku ini menerima keberagaman pendapat, menjadikannya kekuatan, bukan kelemahan.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Quick Count Tak Bisa Putuskan Pilkada Jakarta 2024 Satu atau Dua Putaran
Dengan genre yang beragam—esai yang tajam, cerpen yang menggugah, puisi yang melankolis, dan puisi esai yang reflektif—buku ini adalah potret utuh dari gejolak pemilu dan pilkada 2024.
Dalam buku ini ada tulisan yang kontra Jokowi dan pro Jokowi. Semua pandangan ditampung.
Esai berjudul: “Demokrasi Indonesia yang Carut-Marut: Sebuah Refleksi Kritis.”
Penulisnya Ade Solihat
Baca Juga: Masa Depan Puisi Esai dan Refleksi tentang Musik Jazz
Esai ini mengkritik kondisi demokrasi di Indonesia yang dianggap mengalami distorsi selama kepemimpinan Jokowi.
Argumen utamanya adalah demokrasi di Indonesia cenderung kehilangan esensinya karena korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan manipulasi politik.
Penulis menyoroti bahwa meskipun demokrasi adalah pilihan sistem pemerintahan Indonesia, pelaksanaannya jauh dari ideal. Sistem partai politik dan pemilu dianggap lebih melayani elite dibandingkan rakyat.
Baca Juga: Angkatan Puisi Esai. Sebuah Angkatan Sastra Sui Generis
Kritik juga diarahkan pada lemahnya checks and balances dalam pemerintahan Jokowi, yang dinilai memperkuat otoritarianisme terselubung .